Dua negara tetangga di Asia Selatan, India dan Pakistan, berada di ambang konflik berbahaya yang berpotensi memicu perang nuklir. Ketegangan ini dipicu oleh insiden penembakan tragis di lembah Baisaran, wilayah Kashmir, yang mengakibatkan puluhan korban jiwa.
Serangan yang menewaskan 26 orang, termasuk warga India dan Nepal, serta melukai belasan lainnya, telah mengguncang wilayah Kashmir. Kelompok militan "Perlawanan Kashmir" mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, dengan alasan ketidakpuasan terhadap perubahan demografi akibat penempatan ribuan orang luar di wilayah tersebut.
India menuding Pakistan sebagai dalang di balik serangan ini, mengklaim bahwa "Perlawanan Kashmir" hanyalah kedok bagi kelompok militan yang berbasis di Pakistan. Pakistan membantah tuduhan tersebut, menyatakan hanya memberikan dukungan moral dan diplomatik terhadap pemberontakan di Kashmir.
Situasi ini memicu kekhawatiran akan terjadinya eskalasi konflik yang tidak terkendali. Data intelijen Amerika Serikat yang dirilis baru-baru ini mengungkap potensi India untuk menyerang fasilitas nuklir Pakistan sebagai respons terhadap perkembangan nuklir Pakistan. Serangan semacam itu dapat memicu balasan nuklir dari Pakistan, yang berpotensi menyebabkan bencana kemanusiaan yang dahsyat.
Meskipun kemungkinan perang nuklir relatif kecil, potensi miskalkulasi dalam situasi tegang ini tidak dapat diabaikan. Persaingan dan ketegangan antara India dan Pakistan telah menjadi tema utama dalam hubungan kedua negara selama beberapa dekade, dan insiden terbaru ini semakin memperburuk situasi. Dunia internasional perlu mengambil tindakan untuk meredakan ketegangan dan mencegah terjadinya konflik yang lebih besar.