Harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) menunjukkan tren penurunan, menandakan perbaikan pasokan setelah sebelumnya mengalami kenaikan di berbagai daerah. Ketua Koperasi Pedagang PIBC, Zulkifli Rasyid, menyampaikan kabar baik ini, menyebutnya sebagai sinyal positif bagi kestabilan harga beras secara nasional.
Kelangkaan beras di ritel modern justru meningkatkan aktivitas perdagangan di PIBC. Zulkifli mendukung langkah pemerintah dalam meningkatkan produksi padi dan menata niaga beras, terutama sinergi antara petani, penggilingan padi, Bulog, dan pedagang pasar. Kemandirian pangan dianggap sebagai esensi kemerdekaan yang harus dijaga bersama.
Tren penurunan harga beras juga terlihat di berbagai daerah. Data Perum Bulog menunjukkan bahwa harga beras premium dan medium di beberapa provinsi telah sesuai atau mendekati Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Direktur Utama Perum BULOG, Ahmad Rizal Ramdhani, menjelaskan bahwa penurunan ini merupakan hasil dari penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sejak awal Juli 2025. Strategi ini dinilai efektif dalam menekan harga dan menjaga ketersediaan beras di pasaran.
Bulog menargetkan penyaluran 1,3 juta ton stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) selama periode Juli–Desember 2025. Distribusi dilakukan melalui ritel modern, pasar tradisional, dan mitra penyalur di daerah.
Penyaluran SPHP diprioritaskan di wilayah dengan kenaikan harga signifikan, dan akan dikurangi atau dihentikan di daerah yang sedang panen untuk melindungi harga di tingkat petani.