Kementerian Kesehatan (Kemenkes) angkat bicara terkait kasus tragis yang menimpa seorang balita bernama Raya di Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Sukabumi. Balita tersebut meninggal dunia dengan kondisi infeksi cacing gelang yang sangat parah.
Menurut keterangan Kemenkes, kasus ini tergolong serius karena Raya terinfeksi cacing gelang dalam jumlah yang luar biasa. Cacing gelang, yang berukuran cukup besar antara 10-35 cm, dapat dengan mudah diidentifikasi secara visual.
Dijelaskan bahwa infeksi terjadi ketika telur cacing yang infektif tertelan. Telur tersebut kemudian menetas menjadi larva di usus halus dan menembus dinding usus menuju pembuluh darah atau saluran limfe.
Larva tersebut kemudian terbawa aliran darah menuju jantung dan paru-paru, yang dapat menyebabkan Pneumonia. Gejala yang mungkin timbul antara lain batuk, pilek yang berkepanjangan, keluarnya cacing dari hidung, hingga sesak nafas.
Sebagai langkah penanganan, Puskesmas Kabandungan dan Dinas Kesehatan Sukabumi telah memberikan makanan tambahan dan obat pencegahan cacingan massal berupa Albendazol. Selain itu, dilakukan penyelidikan epidemiologi untuk mencari tahu riwayat dan faktor risiko yang menyebabkan infeksi pada Raya, serta upaya pencegahan agar kasus serupa tidak terulang.
Kemenkes mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Beberapa langkah penting yang perlu dilakukan adalah mencuci tangan di lima waktu penting (setelah makan, setelah BAB, sebelum menjamah makanan, sebelum menyusui, dan setelah beraktivitas), melakukan BAB di tempat yang semestinya, menggunakan alas kaki, dan memotong kuku secara teratur. Jika terdapat gejala cacingan, segera periksakan diri ke puskesmas. Anak usia 1-12 tahun dianjurkan untuk minum obat cacing yang diberikan oleh petugas Puskesmas sebanyak dua kali setahun.