Jakarta – Harga emas menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah mengalami penurunan selama empat hari berturut-turut. Sentimen pasar tertuju pada pelemahan indeks dolar AS dan antisipasi terhadap simposium Jackson Hole yang akan datang, menjadi faktor pendorong kenaikan harga emas.
Pada perdagangan Rabu (20 Agustus 2025), harga emas global melonjak 0,95% ke level US$3.346,75 per troy ons. Kenaikan ini menghentikan tren penurunan yang terjadi sebelumnya, meskipun harga emas masih berada dalam fase konsolidasi.
Pada hari Kamis (21 Agustus 2025) hingga pukul 06.24 WIB, harga emas di pasar spot kembali menguat tipis 0,02% ke posisi US$3.347,55 per troy ons.
Emas mendapatkan momentum positif seiring dengan melemahnya mata uang dolar AS. Investor menantikan hasil dari simposium Jackson Hole, sementara risalah pertemuan terbaru dari The Federal Reserve (The Fed) mengindikasikan adanya perbedaan pendapat terkait kebijakan suku bunga.
Indeks dolar AS (DXY) turun 0,05% menjadi 98,22 pada hari Rabu. Pelemahan dolar AS membuat harga emas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi lebih terjangkau bagi investor yang menggunakan mata uang lain.
Pelaku pasar juga memperhatikan risalah Federal Open Market Committee (FOMC) periode Juli yang dirilis pada Rabu waktu AS.
Risalah tersebut mengungkapkan adanya perbedaan pandangan di antara para pembuat kebijakan. Keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 4,25-4,50% tetap diambil, meskipun ditentang oleh dua gubernur The Fed yang justru menginginkan pemangkasan suku bunga.
"Para peserta umumnya menyoroti adanya risiko di kedua sisi mandat ganda Komite, dengan menekankan risiko kenaikan inflasi di satu sisi dan risiko pelemahan ketenagakerjaan di sisi lain," tulis risalah tersebut.
Para pejabat The Fed dalam rapat Juli menyatakan kekhawatiran tentang kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi. Sebagian besar dari mereka sepakat bahwa terlalu dini untuk menurunkan suku bunga.
Sorotan pasar saat ini tertuju pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell di simposium ekonomi tahunan Jackson Hole pada hari Jumat.
"Jika Powell bersikap dovish, itu akan menjadi kabar baik untuk emas, karena tidak memberikan bunga. Emas perlu menembus US$3.350 per troy ons dan kemudian menguji ulang US$3.400 per troy ons jika dia bersikap dovish," ujar ahli strategi pasar RJO Futures, Bob Haberkorn.
Menurut perangkat CME FedWatch, para pedagang saat ini memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar seperempat poin sebesar 83% pada bulan September.
Goldman Sachs mempertahankan proyeksinya di US$4.000 per troy ons untuk pertengahan 2026, dengan alasan permintaan bank sentral yang kuat secara struktural, arus masuk ETF yang didukung oleh pelonggaran kebijakan The Fed, dan probabilitas resesi AS sebesar 30% dalam 12 bulan.