Infeksi cacing kremi seringkali menyerang anak-anak, terkadang tanpa disadari karena gejalanya yang ringan. Meskipun ukurannya kecil, cacing ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi si kecil.
Cacing kremi, dengan bentuknya yang putih dan tipis, berukuran sekitar 0,6 hingga 1,25 cm. Mereka biasanya menghuni usus besar dan aktif terutama di malam hari. Anak yang terinfeksi seringkali merasakan gatal di sekitar anus, menjadi gelisah, dan terkadang mengalami gangguan tidur. Kebiasaan menggaruk yang tidak disadari dapat meningkatkan risiko penyebaran infeksi.
Kebersihan diri yang baik dan penanganan yang tepat merupakan kunci penting dalam mengurangi gejala dan mencegah penularan ke anggota keluarga lainnya. Cacing kremi (Enterobius vermicularis) adalah cacing gelang kecil berwarna pucat yang umum ditemukan pada anak-anak. Bentuknya yang ramping seperti benang membuatnya mudah terlihat di tinja atau sekitar anus.
Cacing kremi hidup di usus besar dan rektum manusia, dan manusia adalah satu-satunya inangnya. Penularan hanya terjadi antar manusia, bukan dari hewan. Infeksi cacing kremi umumnya tidak berbahaya bagi anak-anak, meskipun dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan gatal.
Penyebab dan Faktor Risiko Infeksi Cacing Kremi
Berikut adalah beberapa penyebab anak terinfeksi cacing kremi:
Telur Cacing Menempel di Tangan dan Benda: Anak-anak sering memegang mainan, meja, atau benda lain yang mungkin terkontaminasi telur cacing kremi. Telur ini bisa tertelan tanpa sengaja saat anak memasukkan tangan ke mulutnya.
Aktivitas Menggaruk Area Anus: Rasa gatal di sekitar anus membuat anak sering menggaruk tanpa sadar. Kebiasaan ini dapat menyebarkan telur cacing ke tangan dan kuku anak.
Infeksi Melalui Tidur dan Kontak Dekat: Anak-anak yang tidur atau bermain dekat dengan teman sebaya berisiko tertular. Cacing betina biasanya bertelur di malam hari, sehingga kontak fisik saat tidur bisa mempermudah penularan.
Lingkungan Sekolah dan Penitipan Anak: Tempat ramai seperti sekolah dan penitipan anak mempermudah penyebaran cacing kremi. Anak sering berbagi mainan, alat tulis, atau permukaan meja yang terkontaminasi telur cacing.
Kebiasaan Makan dan Cuci Tangan: Anak yang sering lupa mencuci tangan sebelum makan memiliki risiko lebih tinggi. Telur cacing yang menempel di tangan bisa masuk ke mulut dan memulai siklus infeksi.
Infeksi cacing kremi paling sering terjadi pada anak-anak berusia 5 hingga 10 tahun. Anak di bawah usia 2 tahun jarang terinfeksi. Orang yang tinggal di lingkungan padat seperti asrama berisiko lebih besar. Infeksi sering menyerang lebih dari satu orang dalam satu rumah tangga dan mudah menyebar di sekolah atau tempat penitipan anak.
Gejala Infeksi Cacing Kremi
Berikut berbagai gejala infeksi cacing kremi yang mungkin terjadi pada anak:
Gatal pada Area Anus atau Vagina: Anak yang terinfeksi sering mengalami gatal di sekitar anus atau vagina, terutama di malam hari.
Sulit Tidur atau Insomnia: Infeksi cacing kremi bisa membuat anak susah tidur atau tetap gelisah di malam hari karena rasa gatal yang terus muncul.
Suasana Hati Mudah Tersinggung: Anak yang terganggu tidurnya akibat infeksi cacing sering menjadi mudah tersinggung atau gelisah.
Gertakan Gigi: Beberapa anak yang terinfeksi cacing kremi sering menggemeretakkan gigi mereka saat tidur.
Sakit Perut atau Muntah: Sesekali, anak bisa saja mengeluh sakit perut atau bahkan muntah akibat infeksi cacing kremi.
Mengompol: Infeksi cacing kremi kadang menyebabkan anak mengompol di malam hari.
Tidak Menimbulkan Gejala: Beberapa anak yang terinfeksi cacing kremi tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Cara Mencegah Infeksi Cacing Kremi
Cara paling efektif untuk mencegah infeksi cacing kremi adalah dengan menerapkan kebiasaan kebersihan yang baik:
- Selalu cuci tangan dengan sabun dan air hangat setelah menggunakan toilet, mengganti popok, atau sebelum menyiapkan dan menyantap makanan.
- Jaga kuku tetap pendek dan bersih setiap saat.
- Hindari kebiasaan yang bisa menularkan telur cacing kremi, seperti menggigit kuku atau menggaruk area anus.
- Mandi setiap pagi untuk membersihkan telur cacing yang mungkin menempel selama malam hari.
- Ganti pakaian dalam dan pakaian setiap hari.
- Saat mencuci pakaian, sprei, dan handuk, gunakan air panas dan pengering dengan udara panas jika tersedia.
Cara Mengatasi dan Mencegah Infeksi Cacing Kremi
Ada dua langkah penting untuk menangani infeksi cacing kremi, yaitu pengobatan dan menjaga kebersihan rumah:
Pengobatan
Infeksi cacing kremi bisa ditangani dengan obat oral yang dijual bebas maupun melalui resep dokter. Konsultasikan dengan tenaga medis untuk menentukan jenis obat yang paling tepat. Karena cacing kremi mudah menular, semua anggota keluarga perlu dipertimbangkan untuk pengobatan. Biasanya, satu siklus pengobatan terdiri dari dosis awal, kemudian diulang dua minggu kemudian.
Membersihkan Rumah
Selain pengobatan, menjaga kebersihan diri dan rumah juga penting:
- Ingatkan penderita untuk tidak menggaruk area anus.
- Hindari mengguncang pakaian dan sprei agar telur cacing tidak tersebar melalui udara.
- Jangan biarkan anak-anak mandi bersama karena telur cacing bisa menyebar melalui air atau kain lap.
- Bersihkan dengan teliti permukaan yang mungkin terkena telur, seperti mainan, lantai, meja, dan dudukan toilet.
- Vakum seluruh area berkarpet dengan hati-hati.
Masalah Kesehatan Akibat Cacing Kremi
Infeksi cacing kremi bisa menimbulkan beberapa masalah kesehatan pada anak:
Gatal di Anus (Pruritus Ani): Gejala paling umum adalah gatal di sekitar anus, terutama di malam hari.
Gangguan Tidur: Rasa gatal yang terus-menerus dapat mengganggu waktu tidur anak.
Gatal pada Vagina (Pruritus Vulvae): Pada anak perempuan, cacing kremi bisa berpindah ke vagina dan menimbulkan iritasi.
Iritabilitas dan Perubahan Perilaku: Gangguan tidur dan rasa gatal yang terus-menerus bisa membuat anak menjadi mudah tersinggung.
Infeksi Bakteri Sekunder: Menggaruk area anus yang gatal bisa merusak kulit dan membuka peluang masuknya bakteri.
Apendisitis: Dalam kasus yang jarang terjadi, cacing kremi bisa ditemukan di usus buntu dan berpotensi memicu apendisitis.