Penyanyi dan dokter, Tompi, kembali menyuarakan ketidakpuasannya terhadap sistem pembagian royalti musik di Indonesia. Ia menilai, aturan yang berlaku saat ini justru membebani para musisi, bahkan menurutnya sudah mencapai tahap yang "mengerikan".
Tompi mengungkapkan, banyak musisi yang kini merasa khawatir dengan aturan royalti. Ia mencontohkan, penyanyi yang hanya tampil di acara pernikahan dengan bayaran minim pun tetap harus membayar royalti.
"Banyak teman-teman yang sekarang jadi takut kalau nyanyi di kawinan. Sudah dibayar Rp750 ribu, masih harus bayar lagi," ujarnya.
Lebih lanjut, Tompi merasa sistem royalti saat ini tidak adil. Ia menyoroti fakta bahwa dirinya sebagai pencipta lagu pun tetap diwajibkan membayar jika ingin membawakan lagunya sendiri.
"Yang paling parah dari isu royalti ini adalah, saya mau nyanyi lagu sendiri pun, saya harus bayar," tegasnya.
Menurutnya, hal ini menunjukkan betapa mendesaknya perbaikan dalam tata kelola royalti. Ia menekankan perlunya perombakan total agar kesejahteraan musisi benar-benar terjamin.
"Jumlah yang saya setor bisa lebih besar dari yang saya terima per tahun, kan aneh. Sudah saatnya orang-orang yang tidak becus diganti," imbuhnya.
Tompi juga menyebut bahwa polemik royalti bukanlah masalah baru. Persoalan ini sudah berlangsung lama dan diskusi yang dilakukan selama ini belum menghasilkan perubahan signifikan. Menurutnya, hal ini disebabkan karena orang-orang yang duduk di kursi pengelola royalti selalu sama dari waktu ke waktu.
Sebagai solusi, Tompi menyarankan agar ada pergantian personel di kursi pengelolaan royalti agar sistemnya benar-benar dapat diperbaiki.
"Bagaimana mau ada perubahan? Ganti orang yang duduk, baru bisa berubah. Mengubah kebiasaan makan dari tangan kanan ke tangan kiri saja susah, apalagi mengubah ideologi," pungkasnya. "Jadi, lebih baik orang-orang yang tidak bisa bekerja dikeluarkan dan diganti dengan yang baru."