Hamas Mengecam Operasi Israel di Kota Gaza, Tuduh Abaikan Upaya Mediasi

Kota Gaza – Ketegangan kembali memuncak seiring militer Israel mengumumkan dimulainya operasi untuk merebut Kota Gaza, pusat urban terbesar di Jalur Gaza. Hamas, dalam pernyataan kerasnya, menuding Israel mengabaikan seluruh upaya mediasi yang bertujuan menghentikan konflik dan membebaskan para sandera.

"Pengumuman operasi terhadap Kota Gaza, yang padat penduduk dengan hampir satu juta jiwa termasuk pengungsi, merupakan bentuk pengabaian terang-terangan terhadap inisiatif mediasi," tegas Hamas.

Lebih lanjut, Hamas mengkritik respons Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang dianggap lambat terhadap proposal gencatan senjata terbaru yang diajukan oleh mediator Qatar dan Mesir. Sebelumnya, Hamas telah menyatakan persetujuannya terhadap proposal tersebut.

Hamas menuduh Netanyahu sebagai "penghalang nyata" bagi tercapainya kesepakatan apa pun, serta tidak peduli dengan keselamatan para sandera Israel.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, sebelumnya telah menyetujui rencana militer untuk merebut Kota Gaza, termasuk mengizinkan mobilisasi 60.000 tentara cadangan, meningkatkan tekanan pada Hamas di tengah upaya mediasi yang terus berlangsung.

Perintah pengerahan pasukan tambahan ke Kota Gaza ini muncul bersamaan dengan pernyataan seorang pejabat Israel yang menegaskan bahwa pemerintah tetap bersikukuh pada tuntutan pembebasan seluruh sandera sebagai bagian dari kesepakatan apa pun.

Usulan gencatan senjata yang disetujui Hamas mencakup gencatan senjata awal selama 60 hari, pembebasan bertahap para sandera, pembebasan sejumlah tahanan Palestina, serta ketentuan yang memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Setelah persetujuan dari Katz, militer Israel mengumumkan dimulainya tahap pertama operasi untuk merebut Kota Gaza, mengklaim telah menguasai wilayah pinggiran kota.

"Kami telah meluncurkan operasi pendahuluan dan serangan tahap pertama terhadap Kota Gaza, dan kini pasukan IDF telah mengamankan area pinggiran," ujar juru bicara militer Israel, Brigadir Jenderal Effie Defrin.

Defrin menambahkan bahwa pasukan Israel telah beroperasi di pinggiran Kota Gaza dan mengklaim bahwa Hamas kini beroperasi sebagai pasukan gerilya yang "babak belur".

"Kami akan memperdalam serangan terhadap Hamas di Kota Gaza, yang merupakan benteng teror bagi organisasi tersebut," imbuhnya.

Sementara itu, kepala komite darurat di Gaza, Mustafa Qazzaat, menggambarkan situasi di Kota Gaza sebagai "bencana besar" dengan "sejumlah besar" orang mengungsi dari area permukiman di bagian timur.

Anis Daloul (64), seorang warga Kota Gaza, menuturkan bahwa militer Israel telah "menghancurkan sebagian besar bangunan di Zeitoun dan menyebabkan ribuan orang mengungsi".

Scroll to Top