Terpencil Bukan Halangan: Siswa SMP di Manggarai Barat Tempuh 75 KM Demi Simulasi ANBK

Enam siswa Sekolah Menengah Pertama Satu Atap (SMP Satap) di Kokor, Kecamatan Boleng, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), menunjukkan semangat luar biasa dalam menghadapi tantangan pendidikan. Mereka rela menempuh perjalanan sejauh 75 kilometer menuju Labuan Bajo demi mengikuti simulasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).

Kendala utama yang mereka hadapi adalah keterbatasan akses internet di sekolah mereka. Simulasi ANBK terpaksa dilakukan di Labuan Bajo, di kediaman seorang guru yang memiliki koneksi WiFi.

"Kami terpaksa melaksanakan gladi ANBK di Labuan Bajo karena masalah jaringan internet di Kokor," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMPN Satap Kokor. Simulasi ini berlangsung selama dua hari.

Meski menghadapi tantangan, para siswa ini dibantu oleh fasilitas laptop dari pemerintah. Bantuan ini sangat meringankan beban sekolah dalam menyukseskan kegiatan ANBK.

Keterbatasan jaringan internet memang menjadi masalah klasik yang dihadapi sekolah ini setiap tahunnya. Kondisi ini memaksa mereka untuk melaksanakan ANBK di luar sekolah. "Setiap tahun kami melaksanakan ANBK di luar sekolah. Memang ada jaringan, tapi sangat lambat. Untuk kegiatan seperti ini tidak memadai, dan menara [telekomunikasi] pun tidak ada," jelasnya.

ANBK sendiri adalah program evaluasi yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Program ini bertujuan untuk memotret input, proses, dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan.

ANBK tidak hanya berfokus pada siswa, tetapi juga mendorong perbaikan kualitas pembelajaran secara keseluruhan. Kemendikbud telah menetapkan ANBK sejak tahun 2021 sebagai pengganti Ujian Nasional, menandai perubahan paradigma dalam evaluasi pendidikan.

Scroll to Top