Harga Beras Melonjak, Menteri Pertanian Bandingkan dengan Jepang, DPR Angkat Bicara

Kenaikan harga beras yang signifikan belakangan ini memicu reaksi keras dari masyarakat, menuntut respons cepat dari pemerintah. Di tengah situasi ini, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman justru menyatakan bahwa harga beras di Indonesia masih tergolong terjangkau, bahkan membandingkannya dengan harga di Jepang.

"Saat ini baru naik sedikit saja sudah ramai. Di Jepang, harga beras sudah mencapai Rp 100 ribu per kilogram," ujar Amran dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI.

Pernyataan tersebut muncul saat Ketua Komisi IV DPR, Titiek Soeharto, menanyakan mengenai rencana penyatuan harga beras premium dan medium. Amran menjelaskan bahwa wacana ini telah dibahas beberapa kali dalam rapat koordinasi terbatas (Rakortas), namun belum ada keputusan final.

Lebih lanjut, Amran menyinggung besarnya anggaran subsidi pangan, mencapai Rp 150 triliun, yang sebagian besar dialokasikan untuk beras. "Jika kita asumsikan sekitar 40% dana tersebut digunakan untuk bisnis beras, artinya ada sekitar Rp 60 triliun uang negara yang terlibat. Intervensi pemerintah melalui Harga Eceran Tertinggi (HET) dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menjadi krusial karena beras merupakan komoditas vital," jelasnya.

Menanggapi perbandingan harga beras Indonesia dengan Jepang, Titiek Soeharto menilai hal itu tidak relevan. "Tidak bisa dibandingkan dengan Jepang, Pak. Pendapatan per kapitanya sudah berbeda," tegasnya.

Amran mengakui perbedaan tersebut dan menekankan bahwa pemerintah masih membutuhkan masukan untuk mengambil keputusan terbaik. "Kami tidak ingin harga beras melonjak hingga Rp 29 ribu. Kami ingin mengendalikan dan mengintervensi beras yang disubsidi negara. Pengusaha harus untung, namun sanksi tegas akan diberikan bagi yang melanggar," pungkasnya. Pemerintah berupaya agar konsumen dapat menikmati harga yang terjangkau, sementara kesejahteraan petani tetap terjaga.

Scroll to Top