Surabaya – Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan aksi selebgram Lisa Mariana yang meluapkan amarahnya setelah Bareskrim Polri mengumumkan hasil tes DNA antara dirinya, Ridwan Kamil, dan anaknya yang berinisial CA. Hasil tes tersebut menyatakan tidak adanya kecocokan genetik alias non-identik.
"Kalau positif (hasilnya) itu jujur, kalau negatif berarti anak saya ini bukan anak RK dong? RK berarti bukan ayah biologisnya?," ujar Lisa dalam siaran langsung di akun TikTok-nya. "Seumur hidup kamu tidak akan tenang. Tanggung jawab di akhirat nanti," lanjutnya dengan nada tinggi dan kata-kata kasar.
Lantas, di tengah kehebohan hasil tes DNA yang tidak sesuai harapan Lisa, muncul pertanyaan: Mungkinkah hasil tes DNA bisa dimanipulasi?
Menanggapi hal ini, seorang spesialis forensik dan medikolegal menjelaskan bahwa potensi manipulasi dalam proses uji laboratorium selalu ada. "Semua hal di dunia ini bisa saja dimanipulasi," ujarnya.
Namun, ia menekankan bahwa laboratorium yang telah terstandarisasi ISO 17025 memiliki standar penanganan sampel yang ketat, sehingga menjamin hasil pemeriksaan yang akurat. Pemeriksaan DNA yang dilakukan oleh laboratorium terstandar dan menganalisis 23-26 lokus DNA memiliki tingkat keakuratan yang sangat tinggi.
Meskipun demikian, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi akurasi tes DNA, terutama dalam menentukan hubungan ayah dan anak. Faktor-faktor tersebut meliputi:
- Pengambilan sampel
- Preservasi sampel (cara penyimpanan)
- Transportasi sampel
- Laboratorium pemeriksa
- Metode pemeriksaan yang digunakan
Apabila semua tahapan dilakukan dengan benar dan sesuai standar, hasil pemeriksaan DNA akan memiliki akurasi tinggi dan dapat menentukan hubungan paternitas dengan tepat.
Penting untuk dicatat, tes DNA yang dilakukan untuk kepentingan hukum seperti dalam kasus ini, tidak memerlukan biaya karena adanya permintaan resmi dari pihak kepolisian.
