Konsumsi Brokoli dan Kembang Kol Bisa Tekan Risiko Kanker Usus Besar? Ini Kata Studi!

Kanker usus besar, kerap disebut sebagai pembunuh diam-diam, menjadi ancaman serius bagi kesehatan. Di Amerika Serikat, puluhan ribu orang diperkirakan meninggal dunia akibat penyakit ini setiap tahunnya.

Namun, kabar baiknya, risiko kanker usus besar dapat diminimalisir dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain olahraga teratur, menjaga berat badan ideal, menghindari rokok, dan melakukan skrining rutin, pola makan juga memainkan peran krusial.

Sebuah studi terbaru dari Tiongkok mengungkap fakta menarik: konsumsi rutin sayuran cruciferous, seperti brokoli, kembang kol, dan kubis, sebanyak 40 hingga 60 gram setiap hari, berpotensi menurunkan risiko kanker usus besar hingga 26%.

Sayuran cruciferous kaya akan fitokimia, seperti flavonoid, serat, vitamin C, dan karotenoid yang bertindak sebagai antioksidan. Zat-zat ini membantu melindungi sel dan DNA dari kerusakan akibat stres oksidatif, serta meredakan peradangan kronis, dua faktor yang berperan dalam perkembangan kanker.

Studi yang menganalisis data dari ratusan ribu partisipan ini menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi sayuran cruciferous dalam jumlah tinggi memiliki risiko kanker usus besar 20% lebih rendah dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsinya. Manfaat ini cenderung stabil pada konsumsi sekitar 60 gram per hari, setara dengan setengah cangkir brokoli cincang.

Selain brokoli dan kembang kol, kelompok sayuran cruciferous juga mencakup kale, sawi, arugula, bok choy, lobak, dan selada air.

Tak hanya mencegah kanker, konsumsi sayuran ini juga terbukti bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, mengatur kadar gula darah, memperbaiki pencernaan, menjaga kesehatan hati, dan mendukung kesehatan mata. Jadi, memasukkan sayuran cruciferous ke dalam menu harian adalah investasi berharga bagi kesehatan Anda.

Scroll to Top