Serangan Israel ke Kota Gaza Menuai Kecaman Internasional

Operasi militer Israel untuk merebut Kota Gaza, wilayah terpadat di Jalur Gaza, memicu reaksi keras dari berbagai negara dan organisasi internasional. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, memperingatkan bahwa langkah ini hanya akan memperburuk situasi dan menjerumuskan kawasan ke dalam konflik yang berkelanjutan.

Macron melalui media sosialnya menyatakan, invasi militer Israel ke Kota Gaza berpotensi menyebabkan bencana kemanusiaan bagi kedua belah pihak yang bertikai. Ia juga menegaskan kembali pentingnya misi stabilisasi internasional untuk meredakan ketegangan.

Pernyataan Macron muncul setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyetujui rencana militer untuk merebut Kota Gaza dan mengizinkan mobilisasi 60.000 tentara cadangan. Militer Israel mengklaim telah menguasai pinggiran Kota Gaza, meskipun perlawanan dari kelompok Hamas semakin sengit. Dampaknya, ribuan warga sipil terpaksa mengungsi akibat operasi militer ini.

Kecaman juga datang dari Jerman. Pemerintah Jerman menyatakan "penolakan eskalasi" akibat operasi militer Israel di Kota Gaza. Juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Meyer, mengungkapkan keraguan tentang efektivitas tindakan ini dalam membebaskan sandera atau mencapai gencatan senjata.

Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, dalam kunjungannya ke Moskow, menilai bahwa operasi militer Israel yang meluas di Jalur Gaza telah menghancurkan harapan perdamaian di Timur Tengah. Ia menuduh serangan Israel menyebabkan "pembantaian dan kelaparan" di wilayah tersebut.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, juga mendesak gencatan senjata segera di Jalur Gaza. Guterres menekankan pentingnya gencatan senjata untuk mencegah kematian dan kehancuran yang tak terhindarkan akibat operasi militer di Kota Gaza.

Scroll to Top