Israel memulai operasi militer untuk merebut Kota Gaza, memicu gelombang kecaman dari berbagai negara dan organisasi internasional. Militer Israel mengklaim telah menguasai pinggiran kota tersebut setelah mengerahkan puluhan ribu tentara cadangan.
Juru Bicara Militer Israel menyatakan bahwa operasi awal telah dimulai dengan menyerang Kota Gaza, dan pasukannya telah berada di pinggiran kota. Mereka mengklaim telah memberikan pukulan berat kepada Hamas.
Namun, Hamas menuduh Perdana Menteri Israel, Netanyahu, menghalangi kesepakatan gencatan senjata demi melanjutkan serangan terhadap warga sipil di Kota Gaza. Hamas menegaskan bahwa Netanyahu adalah penghalang sebenarnya bagi kesepakatan apa pun.
Hamas juga mengkritik sikap Israel yang mengabaikan upaya mediasi untuk menghentikan pertempuran dan membebaskan sandera. Mereka menuduh Israel secara terang-terangan mengabaikan upaya yang dilakukan oleh para mediator, khususnya terkait proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Qatar dan Mesir.
Langkah Israel ini langsung menuai kecaman keras dari dunia internasional. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, memperingatkan bahwa tindakan tersebut hanya akan memicu bencana dan menyeret wilayah tersebut ke dalam perang permanen. Dia menyerukan misi stabilisasi internasional.
Jerman juga menyatakan penolakan terhadap eskalasi operasi militer Israel di Kota Gaza. Mereka mempertanyakan bagaimana tindakan tersebut dapat mengarah pada pembebasan sandera atau gencatan senjata.
Menteri Luar Negeri Yordania menyebut operasi militer Israel yang meluas di Jalur Gaza telah "membunuh semua prospek" perdamaian di Timur Tengah. Dia juga menyoroti "pembantaian dan kelaparan" yang terjadi di Jalur Gaza.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza untuk menghindari kematian dan kehancuran akibat operasi militer terhadap Kota Gaza.
Di tengah kecaman yang terus mengalir, Netanyahu memerintahkan negosiasi segera untuk membebaskan sandera Israel yang tersisa di Gaza. Dia menyatakan bahwa mengalahkan Hamas dan membebaskan sandera berjalan beriringan. Para mediator masih menunggu respons kedua belah pihak terkait gencatan senjata.