Hamas dikabarkan akan mengajukan proposal berisi lima poin dalam perundingan mendatang di Kairo. Tujuan utama proposal ini adalah mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan dan kesepakatan menyeluruh dengan Israel.
Inti dari rencana ini mencakup pertukaran tahanan, pemberlakuan gencatan senjata selama lima tahun, serta jaminan dari pihak internasional dan regional.
Salah satu poin utama dalam proposal adalah pertukaran tahanan secara komprehensif. Semua tawanan Israel yang saat ini ditahan di Gaza akan dibebaskan dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina yang telah disepakati sebelumnya.
Proposal tersebut juga menyerukan penghentian permusuhan secara permanen, penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah Gaza, dimulainya kembali upaya rekonstruksi wilayah tersebut, dan pencabutan blokade yang selama ini diberlakukan.
Hamas menyatakan kesediaannya untuk menyetujui gencatan senjata selama lima tahun, dengan syarat adanya dukungan jaminan dari pihak internasional dan regional. Gencatan senjata ini bertujuan untuk memulihkan kondisi seperti sebelum tanggal 2 Maret, saat Israel memberlakukan blokade penuh terhadap Gaza.
Kesepakatan ini mencakup penghentian seluruh operasi militer, kembalinya pasukan Israel ke posisi yang disepakati dalam perjanjian sebelumnya pada 17 Januari, serta dimulainya kembali bantuan kemanusiaan sesuai dengan protokol yang telah ditetapkan.
Sebagai bagian dari kesepakatan yang diusulkan, sebuah komite lokal yang terdiri dari para teknokrat independen akan dibentuk untuk memerintah Gaza.