Kim Jong-un Berduka: Korban Tentara Korut di Ukraina Mengiris Hati

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menunjukkan sisi emosionalnya saat memberikan penghormatan kepada tentara Korea Utara yang gugur dalam perang di Ukraina, membela kepentingan Rusia. Dalam upacara yang mengharukan di Pyongyang, ia mengungkapkan "hatinya sakit" atas kehilangan tersebut, sebuah pengakuan yang jarang terjadi atas kerugian militer Pyongyang.

Kim Jong-un bertemu dengan para komandan unit yang bertempur di wilayah Kursk, memuji mereka sebagai "pasukan heroik." Foto-foto menunjukkan ia menyematkan lencana penghargaan pada seragam para tentara, serta pada bingkai foto para prajurit yang gugur, nama mereka terukir di bawahnya.

"Hati saya terasa perih dan pedih ketika menyadari bahwa saya hanya bisa bertemu dengan sosok-sosok mulia yang mengorbankan nyawa mereka demi kemenangan dan kejayaan besar melalui foto-foto di dinding peringatan," ujarnya dalam pidato. Ia juga menyampaikan penyesalan mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan, mengungkapkan ketidakmampuannya melindungi "putra-putra berharga" mereka.

Suasana haru menyelimuti upacara, dengan anggota keluarga yang berduka menangis tersedu-sedu. Kim Jong-un terlihat memeluk anak-anak yang menangis dan menghibur para tentara. Sebuah perjamuan kemudian diadakan untuk menghormati unit yang kembali.

Korea Utara mulai mengirimkan pasukan dan peralatan secara signifikan ke Rusia sejak pertemuan penting antara Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Meskipun awalnya disangkal, keterlibatan pasukan Pyongyang kini diakui secara terbuka.

Laporan mengenai kerugian besar yang diderita tentara Korea Utara di Kursk sebelumnya dibungkam. Upacara ini menjadi pengakuan langka tentang dampak merusak perang Rusia-Ukraina.

Intelijen Ukraina dan Amerika Serikat memperkirakan sekitar 12.000 tentara Korea Utara berada di Rusia, dengan sekitar 4.000 dilaporkan tewas atau terluka. Pasukan Korut terlibat dalam pertempuran aktif yang sangat terbatas sejak Perang Korea, menghadapi medan perang asing dan modern.

Meskipun demikian, taktik brutal dan hampir bunuh diri dari tentara Korea Utara telah disaksikan oleh pasukan operasi khusus Ukraina, termasuk meledakkan granat untuk menghindari penangkapan dan menyerbu posisi musuh tanpa perlindungan.

Kerja sama Korea Utara dengan Rusia terus berlanjut, dengan Pyongyang mengirimkan ribuan kontainer berisi amunisi. Rusia juga dilaporkan menggunakan rudal buatan Korea Utara di Ukraina.

Intelijen terbaru mengindikasikan bahwa Korea Utara berencana melipatgandakan jumlah pasukannya di Rusia, mengirimkan tambahan 25.000 hingga 30.000 tentara. Hal ini memicu kekhawatiran mengenai apa yang mungkin diberikan Moskow sebagai imbalan, seperti teknologi antariksa atau satelit yang dapat meningkatkan program senjata nuklir Korea Utara.

Scroll to Top