Pemerintah Kota Pekalongan mengambil langkah proaktif dengan menggelar skrining kusta serentak di seluruh wilayahnya. Inisiatif ini melibatkan petugas P2P dari 14 puskesmas serta kader kesehatan masyarakat yang tersebar di berbagai penjuru kota.
Dinas Kesehatan Kota Pekalongan menargetkan pemeriksaan intensif terhadap 350 hingga 700 orang di setiap puskesmas. Hasilnya cukup mengejutkan, dengan ditemukannya 35 kasus baru kusta. Seluruh pasien yang teridentifikasi segera dirujuk ke puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Banyak warga keliru menganggap kusta sebagai masalah kulit biasa, seperti eksim. Padahal, setelah dilakukan pemeriksaan melalui Rapid Village Survey, terbukti bahwa mereka menderita kusta. Ironisnya, beberapa kasus bahkan telah mencapai tahap kecacatan pada usia lanjut karena penderita tidak pernah memeriksakan diri.
Hasil temuan menunjukkan bahwa mayoritas penderita kusta berasal dari lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan rendahnya kesadaran akan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, penularan dalam keluarga, terutama jika ada anggota keluarga yang menderita kusta tanpa pengobatan, juga menjadi faktor signifikan.
Kusta dapat menular melalui kontak fisik atau droplet dari penderita yang tidak diobati. Oleh karena itu, jika ada anggota keluarga yang terdiagnosis kusta, penting untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh penghuni rumah dan memberikan obat pencegahan kepada kontak erat penderita. Langkah ini krusial untuk memutus rantai penularan dan melindungi masyarakat dari penyakit kusta.