Krisis Kelaparan Melanda Gaza: PBB Umumkan Bencana Kemanusiaan

Gaza, sebuah wilayah yang terus bergejolak akibat konflik, kini menghadapi ancaman kelaparan yang telah diumumkan secara resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ratusan ribu warga Gaza terperangkap dalam kondisi "bencana besar" kelaparan, menurut para ahli PBB.

Ini adalah pertama kalinya PBB mendeklarasikan bencana kelaparan di kawasan Timur Tengah.

Kepala bantuan PBB mengungkapkan bahwa tragedi ini sebenarnya dapat dicegah. Penyaluran bantuan makanan terhambat menuju wilayah kantong Palestina tersebut akibat "hambatan sistematis" yang dilakukan oleh Israel.

Namun, Kementerian Luar Negeri Israel dengan cepat membantah pernyataan tersebut, menegaskan bahwa "Tidak ada bencana kelaparan di Gaza". Mereka mengecam laporan panel Integrated Food Security Phase Classification (IPC), yang berbasis di Roma, Italia, dengan menyebutnya "didasarkan pada kebohongan Hamas".

Berbagai badan PBB telah berulang kali memperingatkan tentang memburuknya situasi kemanusiaan di wilayah Palestina selama beberapa bulan terakhir.

Laporan terbaru dari IPC menyatakan bahwa "per 15 Agustus 2025, bencana kelaparan telah terkonfirmasi di wilayah administrasi Gaza," yang meliputi sekitar 20 persen dari Jalur Gaza.

Diperkirakan, kelaparan akan meluas ke wilayah Deir al-Balah dan Khan Younis pada akhir September, mencakup sekitar dua pertiga wilayah Palestina.

"Setelah konflik yang berlangsung selama 22 bulan tanpa henti, lebih dari setengah juta orang di Jalur Gaza menghadapi kondisi bencana yang ditandai dengan kelaparan, kemiskinan ekstrem, dan kematian," demikian pernyataan dari laporan IPC.

Data yang dikumpulkan antara 1 Juli dan 15 Agustus menunjukkan bahwa jumlah warga yang terancam kelaparan diperkirakan akan meningkat menjadi hampir 641.000 orang pada akhir September, atau hampir sepertiga dari total populasi.

IPC menyatakan bahwa situasi ini merupakan kemunduran paling parah yang pernah mereka analisis terkait kelaparan di Jalur Gaza.

Pemicu utama dari kondisi ini adalah eskalasi perang antara Israel dan Hamas, yang menyebabkan pengungsian massal serta pembatasan ketat terhadap pasokan makanan kemanusiaan dan komersial.

Pada awal Maret, Israel sempat melarang total pengiriman bantuan ke Gaza, sebelum akhirnya mengizinkan masuknya bantuan dalam jumlah yang sangat terbatas pada akhir Mei, yang mengakibatkan kekurangan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar yang parah.

Seorang pejabat PBB menekankan bahwa kelaparan ini seharusnya "menghantui kita semua". Ia menegaskan bahwa "Ini adalah kelaparan yang seharusnya bisa kita cegah. Namun, makanan menumpuk di perbatasan karena hambatan sistematis dari pihak Israel."

Scroll to Top