Di tengah gemerlap Seoul, sebuah fenomena sosial yang mengkhawatirkan mencuat: kesepian. Pemerintah Korea Selatan berupaya mengatasi masalah ini dengan cara yang unik dan inovatif: "minimarket penuh kasih sayang". Konsep ini menawarkan lebih dari sekadar tempat berbelanja; ia menjadi ruang aman bagi mereka yang merasa terisolasi.
Hee-kyung, seorang wanita berusia 29 tahun, adalah salah satu pengunjung setia. Meskipun lebih muda dari kebanyakan pelanggan lainnya yang berusia 40-an dan 50-an, ia menemukan pelipur lara di minimarket ini. Ia menghabiskan waktu berjam-jam untuk berbincang dengan orang lain sambil menikmati mie instan gratis.
Sohn, seorang pria berusia 68 tahun, juga merasakan manfaatnya. Ia mengunjungi toko ini seminggu sekali untuk menonton film dan melarikan diri dari rumahnya yang sempit. Minimarket ini menyediakan tempat yang ramah dan nyaman, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah dan hidup sendiri.
Mengapa "Minimarket Penuh Kasih Sayang"?
Survei menunjukkan bahwa puluhan ribu anak muda di Seoul mengalami isolasi sosial. Tingginya angka rumah tangga yang hanya beranggotakan satu orang menjadi perhatian pemerintah, terutama karena berusaha mengatasi penurunan angka kelahiran dan pernikahan.
Minimarket ini dirancang untuk menjadi tempat yang nyaman dan hangat, seperti ruang tamu di rumah. Selain menyediakan tempat untuk bersantai dan menonton film, toko-toko ini juga menawarkan pendingin udara selama musim panas bagi mereka yang tidak mampu membelinya.
Lebih Dari Sekadar Toko
Nama "minimarket" dipilih untuk menghindari stigma yang terkait dengan masalah kesehatan mental di Korea Selatan. Tempat ini menawarkan konseling dan survei singkat tentang suasana hati dan kondisi hidup pengunjung.
Toko-toko ini telah menarik ribuan pengunjung sejak dibuka, jauh melebihi perkiraan awal. Keberhasilan ini menunjukkan betapa besar kebutuhan akan tempat yang ramah dan inklusif di tengah masyarakat yang serba cepat dan kompetitif.
Kesepian yang Meningkat
Perubahan sosial yang drastis di Korea Selatan telah menyebabkan meningkatnya kesepian. Keluarga besar telah digantikan oleh rumah tangga kecil, dan migrasi ke kota telah menciptakan metropolis yang penuh tekanan.
Biaya hidup yang tinggi dan jam kerja yang panjang membuat banyak anak muda menunda pernikahan atau memiliki anak. Sementara itu, warga lansia merasa diabaikan oleh generasi muda.
Upaya Pemerintah
Pemerintah Kota Seoul telah meluncurkan berbagai program untuk mengatasi kesepian, termasuk layanan hotline dan minimarket "penuh kasih sayang". Upaya ini bertujuan untuk menciptakan jaringan dukungan sosial bagi mereka yang merasa terisolasi.
Meskipun beberapa pengunjung merasa canggung pada awalnya, mereka segera merasakan manfaat dari interaksi sosial dan dukungan yang ditawarkan. Minimarket ini telah menjadi oase bagi jiwa-jiwa kesepian di Seoul, menawarkan harapan dan rasa memiliki.