Harga Emas Meroket Usai Sinyal Pelonggaran The Fed di Jackson Hole

Harga emas dunia mencatat kenaikan signifikan setelah Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, memberikan indikasi pelonggaran kebijakan moneter dalam Simposium Ekonomi Jackson Hole.

Pada perdagangan Jumat (22 Agustus 2025), harga emas ditutup pada level US$ 3.371,66 per troy ons, melonjak 0,99% dan mencapai level tertinggi sejak 14 Agustus 2025. Secara mingguan, harga emas mengalami kenaikan sekitar 1,10%.

Pidato Jerome Powell dalam simposium tahunan di Jackson Hole menjadi pemicu utama kenaikan ini. Powell mengemukakan bahwa risiko saat ini mulai bergeser, membuka peluang perubahan arah kebijakan moneter.

"Kebijakan saat ini berada di wilayah restriktif, prospek dasar dan pergeseran keseimbangan risiko mungkin memerlukan penyesuaian sikap kebijakan kami," kata Powell.

Meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan pemangkasan suku bunga, pasar menginterpretasikan komentar tersebut sebagai sinyal kuat menuju pelonggaran. Berdasarkan CME FedWatch Tool, probabilitas pemangkasan 25 basis poin pada rapat FOMC September melonjak menjadi 85%, dari sebelumnya 75%.

The Fed terakhir kali memangkas suku bunga pada Desember 2024, dan sejak Januari 2025 menahannya di level 4,25-4,50%. Pasar kini menanti apakah pelonggaran akan dilakukan sekali atau berlanjut, mengingat masih ada tiga pertemuan FOMC tersisa tahun ini, yaitu pada September, Oktober, dan Desember.

Selain faktor kebijakan moneter, pelemahan dolar AS hampir 1% turut mendukung kenaikan harga emas. Melemahnya dolar membuat emas menjadi lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lain, sekaligus memperkuat posisinya sebagai aset lindung nilai di tengah prospek suku bunga rendah.

"Dalam pidato terakhirnya di Jackson Hole, Powell mengejutkan pasar, membuka jalan cepat menuju pemangkasan suku bunga September, dan mendorong hampir semua aset, termasuk emas," kata seorang analis logam independen.

Level US$ 3.400 per troy ounce kini menjadi kunci bagi arah pergerakan emas selanjutnya.

Ketidakpastian geopolitik juga memperkuat posisi emas. Harapan damai Rusia-Ukraina kembali meredup setelah Moskow melancarkan serangan drone dan rudal terbesar dalam lebih dari sebulan, serta menuding Kyiv menolak prospek penyelesaian jangka panjang.

Scroll to Top