UGD Berhantu: Kisah Mencekam di RS Merdeka Tasikmalaya

Rumah Sakit Merdeka, sebuah bangunan tua di Tasikmalaya yang berdiri sejak zaman kolonial, menyimpan kisah-kisah mengerikan, terutama di Unit Gawat Darurat (UGD). Konon, setiap tengah malam, UGD ini menjadi pintu gerbang bagi arwah penasaran yang mencari pertolongan.

UGD yang Tak Pernah Istirahat

Bangunan tua RS Merdeka menyimpan jejak sejarah kelam, dindingnya menyimpan bekas tembakan dan darah. Setiap pukul 12 malam, suasana UGD berubah drastis. Suhu ruangan anjlok, bau formalin bercampur kemenyan menyeruak, dan "pasien-pasien" mengerikan bermunculan. Mereka adalah mayat-mayat dengan luka parah, mengantre dengan tatapan kosong, seolah menunggu giliran menuju alam lain.

Suatu malam, antrean arwah lebih panjang dari biasanya akibat kecelakaan maut di tol Cipali. UGD menjadi tempat terakhir sebelum mereka menghadap Sang Pencipta.

Dr. Dito dan Tamu Tengah Malam

Dr. Dito, seorang dokter muda di RS Merdeka, sudah terbiasa dengan kejadian aneh di UGD. Setiap pukul 3 pagi, seorang pria dengan luka tembak di dada selalu datang mencari pertolongan. Luka itu tidak pernah sembuh, selalu terbuka seperti gerbang menuju kekosongan.

Suatu malam, Dr. Dito menemukan keanehan di luka pria itu: sebuah jam tangan kuno berdetak di dalam dadanya, dengan sepasang mata merah mengawasi dari balik kaca. Pria itu memperingatkan Dr. Dito untuk merahasiakannya, karena "mereka" sedang mengawasi.

Suster Nadia yang Tak Dikenali

Suster Nadia, perawat cantik di RS Merdeka, berubah menjadi sosok menyeramkan. Kulitnya pucat kebiruan, napasnya tidak beruap, dan tangannya sedingin es. Suster Wulan menemukan fakta mengerikan: Nadia sudah meninggal tiga bulan lalu akibat kecelakaan ambulans.

Nadia yang sudah menjadi arwah, tetap ingin membantu pasien. Namun, penampilannya yang mengerikan membuat Wulan ketakutan.

Krisna dan Kecelakaan Beruntun

Krisna, korban selamat dari kecelakaan beruntun, merasakan kehadiran arwah korban lain di UGD. Ia percaya bahwa dirinya selamat karena menjadi pengganti mereka. Suara-suara aneh, deru ambulans, dan tangisan bayi menghantui ruang resusitasi. Sosok sopir ambulans muncul dengan kepala miring, menarik stretcher berisi mayat.

Ibu Siska dan Anak yang Hilang

Ibu Siska kehilangan anaknya, Andi, di ruang rontgen RS Merdeka. Tidak ada catatan tentang Andi, namun Siska melihatnya masuk. Di ruang rontgen, Siska melihat bayangan Andi dikelilingi arwah anak-anak lain. Tangan-tangan kecil muncul dari dinding, mengajak Siska untuk bermain.

Ki Sabdo dan Ritual Pembersihan

Untuk mengusir gangguan gaib, RS Merdeka memanggil Ki Sabdo, seorang paranormal terkenal. Ki Sabdo merasakan bahwa UGD adalah perangkap waktu, tempat jiwa-jiwa yang meninggal tidak wajar terjebak.

Ritual pembersihan malah membangkitkan kekuatan jahat. Kursi roda bergerak sendiri, monitor jantung menunjukkan garis datar, dan bayangan-bayangan mengerikan merayap keluar dari dinding. Ki Sabdo gagal melakukan pembersihan dan menyebutkan tentang "Penjaga Gerbang".

Ambulans Hantu

Di area parkir, Rojak, seorang penjaga parkir, menyaksikan ambulans hantu datang menjemput para arwah. Di antara mereka, Rojak melihat anaknya yang sudah meninggal.

Epilog: UGD yang Tak Pernah Bersih

Meski tampak normal di pagi hari, UGD RS Merdeka tetap menyimpan keanehan. Suara tangisan anak-anak, bayangan aneh di foto lama, dan catatan kuno tentang kuburan massal di bawah UGD menjadi bukti kisah mengerikan di sana.

Dr. Dito, dengan tekad membebaskan para arwah, memasuki dunia mereka dan menghilang. Ia meninggalkan jam tangan kuno dan pesan agar jam itu terus berdetak, untuk menahan arwah lain agar tidak kembali.

Scroll to Top