Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, terjun langsung menangani Kasus Luar Biasa (KLB) campak yang melanda Kabupaten Sumenep. Sabtu kemarin, beliau meninjau langsung kondisi pasien, meninjau pelaksanaan vaksinasi, serta memimpin rapat koordinasi lintas sektor untuk penanganan masalah ini.
Khofifah menekankan bahwa penanganan KLB campak di Sumenep memerlukan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, serta dukungan penuh dari TNI/Polri. Beliau juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran perwakilan dari Kementerian Kesehatan RI serta organisasi internasional seperti UNICEF dan WHO yang turut memberikan dukungan.
Untuk mempercepat penanganan, pemerintah akan menggelar vaksinasi massal campak rubela yang akan dilaksanakan mulai tanggal 25 Agustus hingga 14 September 2025. Vaksinasi ini akan menjangkau seluruh masyarakat melalui puskesmas, puskesmas pembantu, hingga posyandu.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep mencatat, hingga Agustus 2025, telah terjadi 17 kasus kematian akibat campak. Ironisnya, 16 dari anak-anak tersebut belum pernah mendapatkan imunisasi sama sekali, sementara satu anak lainnya tidak mendapatkan imunisasi lengkap.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengirimkan 9.825 vial vaksin Measles and Rubella (MR) dari Kementerian Kesehatan RI ke Dinas Kesehatan Sumenep. Vaksin ini diharapkan dapat mendukung kelancaran pelaksanaan vaksinasi massal campak rubela.
Dokter Spesialis Anak RSUD dr. Moh. Anwar Sumenep, dr. Anita, mengungkapkan bahwa peningkatan kasus campak ini disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi dasar dan booster. Kabar baiknya, saat ini kondisi 16 pasien campak stabil dan dua di antaranya segera diperbolehkan pulang.