Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menolak mentah-mentah usulan pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, jika diadakan di Moskow. Zelensky lebih memilih negosiasi penting ini dilangsungkan di wilayah Eropa yang netral.
Wacana pertemuan puncak Putin-Zelensky mencuat setelah pertemuan Putin dengan mantan Presiden AS, Donald Trump, di Alaska. Trump, setelah berbicara dengan Zelensky dan para pemimpin Uni Eropa serta melakukan panggilan telepon dengan Putin, mengisyaratkan adanya upaya untuk menjadwalkan pertemuan antara kedua pemimpin tersebut di lokasi yang belum ditentukan.
Namun, Zelensky dengan tegas menyatakan ketidaksetujuannya terhadap Moskow sebagai tempat pertemuan. Ia menekankan pentingnya keterlibatan sekutu Eropa Kiev dalam negosiasi, selain peran koordinasi dari Amerika Serikat.
"Saya ingin Eropa juga hadir. Negosiasi harus berlangsung di wilayah netral Eropa," tegas Zelensky, menyebut Austria, Turki, dan Swiss sebagai opsi yang ideal.
Meskipun Kremlin belum memberikan konfirmasi resmi mengenai rencana pertemuan ini, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengisyaratkan kesiapan Moskow untuk meningkatkan status negosiasi perdamaian tingkat delegasi dengan Ukraina. Gagasan ini muncul setelah percakapan telepon antara Putin dan Trump.
Putin sendiri tidak menutup kemungkinan bertemu Zelensky, tetapi menekankan bahwa pertemuan semacam itu hanya dapat dilakukan setelah proses negosiasi menghasilkan kemajuan yang signifikan.
Moskow juga mempertanyakan legitimasi Zelensky sebagai presiden, mengingat masa jabatannya yang telah berakhir, dan memperingatkan bahwa perjanjian apa pun yang ditandatanganinya berpotensi dibatalkan oleh penggantinya.
Trump sebelumnya menyampaikan preferensinya agar Putin dan Zelensky bertemu sebelum potensi pertemuan puncak tiga pihak. Ia menilai pembicaraannya dengan Putin di Alaska "sangat produktif" dan menyatakan bahwa penyelesaian konflik kini terasa lebih realistis.
Beberapa laporan media mengindikasikan adanya rencana pertemuan puncak tiga pihak antara Putin, Trump, dan Zelensky di Hongaria. Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Szijjarto, mengonfirmasi bahwa Budapest akan menjadi lokasi yang realistis, termasuk untuk pertemuan empat mata antara Putin dan Zelensky, dengan alasan Hongaria adalah satu-satunya negara Barat yang mempertahankan hubungan yang "adil dan saling menghormati" dengan semua pihak.
Namun, Zelensky menolak Hongaria sebagai tempat pertemuan, menyoroti upaya negara tersebut untuk memblokir bantuan militer Uni Eropa ke Ukraina.