Di balik hiruk pikuk dunia maya, tersembunyi sosok pujangga dhuafa kata. Jiwanya sarat akan pilu dan duka, merindukan sentuhan jiwa yang kaya, bukan sekadar ilusi cinta yang menyesatkan.
Pujangga ini membutuhkan lebih dari sekadar kata-kata manis. Ia mendambakan diksi hati yang tulus, cinta yang mengalir dari surga, dan sejuta doa yang mengiringi setiap langkahnya. Bukan janji palsu dunia maya yang hampa, melainkan fakta nyata yang menerangi kegelapan hidupnya.
Dalam sunyi, sang pujangga hanya mampu berpeluk lutut, membisu di sudut ruang hatinya. Namun, di balik kesunyian itu, ia menemukan kedamaian dalam tatapan cinta-Nya. Sebuah harapan, sebuah asa, bahwa cinta sejati akan menuntunnya keluar dari kegelapan.