Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan motivasi unik di balik keinginannya untuk menengahi konflik antara Rusia dan Ukraina. Dalam sebuah wawancara, Trump menyatakan bahwa ia berharap upayanya mengakhiri perang tersebut dapat meningkatkan peluangnya untuk masuk surga.
Trump menyampaikan pernyataan ini setelah berbicara melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, usai bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan para pemimpin Eropa di Gedung Putih. Ia menekankan bahwa konflik ini merugikan kedua belah pihak, terutama dalam hal hilangnya nyawa tentara.
"Saya ingin mengakhiri itu," ujar Trump. "Saya dengar saya tidak baik-baik saja. Tetapi jika saya bisa masuk surga, ini akan menjadi salah satu alasannya," imbuhnya.
Trump juga menyinggung soal keyakinannya bahwa Tuhan telah menyelamatkan hidupnya. Ia merujuk pada insiden percobaan pembunuhan pada Juli 2024, di mana sebuah peluru nyaris mengenai dirinya. Trump meyakini peristiwa tersebut sebagai bukti bahwa ia "diselamatkan oleh Tuhan untuk membuat Amerika hebat kembali".
Menanggapi pertanyaan wartawan, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa komentar Trump tersebut serius. Ia menekankan bahwa Trump, seperti banyak orang lainnya, memiliki keinginan untuk masuk surga.
Dengan demikian, ambisi Trump untuk mewujudkan perdamaian antara Rusia dan Ukraina tampaknya tidak hanya didorong oleh pertimbangan politik dan kemanusiaan, tetapi juga oleh motivasi spiritual yang mendalam. Apakah upaya perdamaian ini akan menjadi tiketnya menuju surga? Waktu yang akan menjawab.