Indonesia Bidik Pasar Baru di Tengah Isu Tarif Impor AS

Jakarta – Pemerintah Indonesia tengah aktif menjajaki peluang pasar baru sebagai respons terhadap potensi penerapan tarif timbal balik oleh Amerika Serikat. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memperluas jangkauan ekspor Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa salah satu fokus utama adalah negara-negara anggota BRICS, mengingat Indonesia baru saja bergabung dalam kerjasama ekonomi tersebut. Keanggotaan ini diharapkan membuka akses yang signifikan ke pasar-pasar baru.

Selain itu, pemerintah juga tengah berupaya merampungkan aksesi Indonesia dalam CPTPP (Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik). Kesepakatan ini diyakini akan memperluas jangkauan pasar Indonesia ke negara-negara seperti Inggris, Meksiko, dan beberapa negara di Amerika Latin.

Pemerintah juga tengah mempercepat penyelesaian kerja sama IEU-CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) dengan Uni Eropa. Hal ini akan membuka pintu bagi perdagangan yang lebih luas dengan negara-negara Eropa.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menambahkan bahwa Indonesia perlu melakukan analisis lebih lanjut untuk mengidentifikasi peluang pasar dagang baru yang paling potensial. Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam sejumlah komoditas, yang akan meningkatkan daya saingnya di pasar global.

Seperti yang diketahui, Amerika Serikat mengumumkan kebijakan tarif resiprokal yang berdampak pada sejumlah negara, termasuk Indonesia. Meskipun AS menunda penerapan tarif bagi negara yang tidak melakukan retaliasi, tarif dasar universal tetap berlaku. Pemerintah Indonesia memilih jalur negosiasi untuk mengatasi isu ini, sambil terus mencari alternatif pasar baru untuk diversifikasi ekspor.

Scroll to Top