Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia menunjukkan tren mengkhawatirkan. Data Kementerian Kesehatan RI mencatat, hingga pertengahan April 2025, terdapat lebih dari 38 ribu kasus dengan ratusan kematian. Kondisi ini memerlukan perhatian serius dan langkah pencegahan yang efektif.
Wakil Menteri Kesehatan menekankan bahwa DBD bukan lagi masalah sepele. Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pencegahan, mengingat Indonesia merupakan wilayah hiper-endemik dengue, yang berarti potensi penularan penyakit ini ada sepanjang tahun, tanpa mengenal musim.
Kemenkes telah mengeluarkan surat edaran sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap DBD dan Chikungunya. Namun, upaya menekan kasus dan angka kematian memerlukan kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya pemerintah.
Kementerian Kesehatan menargetkan nol kematian akibat dengue pada tahun 2030. Strategi yang diterapkan meliputi pencegahan, pengobatan dini, dan inovasi, termasuk pemanfaatan vaksin.
Penting untuk dipahami bahwa DBD bukanlah penyakit yang bisa diatasi hanya dengan obat warung. Hingga saat ini, belum ada obat yang secara pasti menyembuhkan DBD.
Oleh karena itu, implementasi 3M Plus menjadi kunci sukses mencapai target nol kematian di tahun 2030. Pencegahan harus menjadi prioritas utama.
Selain itu, masyarakat dianjurkan untuk meningkatkan perlindungan dengan metode inovatif, seperti vaksinasi. Vaksin DBD telah mendapatkan izin dari BPOM dan dapat diberikan pada usia 6-45 tahun, dengan dua dosis yang diberikan dalam interval 3 bulan. Vaksinasi dapat membantu mengurangi tingkat keparahan penyakit jika terinfeksi.