Jakarta – Dulu dianggap sebagai penyakit ‘khas Barat’, kanker kolorektal atau kanker usus besar kini semakin mengkhawatirkan di Asia. Sebuah studi besar menyoroti perubahan gaya hidup sebagai pemicu utama lonjakan kasus ini.
Penelitian yang menganalisis data dari Korea Selatan, Jepang, China, Taiwan, dan Singapura, menemukan kaitan erat antara pola makan ala Barat dengan peningkatan risiko kanker kolorektal. Gaya hidup ini ditandai dengan konsumsi tinggi lemak, kalori, dan daging.
Konsumsi Daging dan Alkohol Sebagai Faktor Risiko Utama
Hasil studi menunjukkan bahwa konsumsi daging secara keseluruhan meningkatkan risiko kanker kolorektal hingga 18%. Lebih spesifik, daging olahan seperti sosis dan ham, juga menaikkan risiko yang sama. Menariknya, daging putih seperti ayam dan kalkun, meskipun tidak terkait dengan kanker kolorektal secara umum, dikaitkan dengan peningkatan 40% risiko kanker rektal.
Namun, alkohol muncul sebagai faktor risiko terkuat. Konsumsi alkohol lebih dari 30 gram per hari, setara dengan dua kaleng bir, dua hingga tiga gelas anggur, atau setengah botol soju, meningkatkan risiko kanker kolorektal hingga 64%. Risiko ini berlaku baik untuk kanker usus besar maupun rektal.
Pergeseran Gaya Hidup dan Pencegahan Kanker Kolorektal
Temuan ini menggarisbawahi pentingnya adaptasi strategi pencegahan kanker kolorektal yang disesuaikan dengan populasi Asia. Perbedaan pola makan dan metode memasak antara Barat dan Asia menjadi alasan utama perlunya studi khusus pada populasi Asia.
Para ahli menekankan bahwa sebagian besar kasus kanker kolorektal sebenarnya dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup. Langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan meliputi:
- Membatasi konsumsi daging olahan dan daging merah.
- Menghindari konsumsi alkohol berlebihan.
- Berolahraga secara teratur.
- Meningkatkan asupan sayur, buah, dan biji-bijian utuh.
Mengenal Lebih Dekat Kanker Kolorektal
Kanker kolorektal bermula di usus besar atau rektum, seringkali dari pertumbuhan jaringan yang disebut polip. Meskipun sebagian besar polip jinak, beberapa jenis polip dapat berkembang menjadi kanker seiring waktu. Jenis polip yang berpotensi menjadi kanker antara lain polip adenomatosa (adenoma), sessile serrated polyps (SSP), dan traditional serrated adenomas (TSA).
Kanker kolorektal menyebar ketika sel kanker menembus dinding usus dan memasuki pembuluh darah atau pembuluh limfa, memungkinkan penyebarannya ke kelenjar getah bening dan organ lain. Stadium kanker kolorektal ditentukan oleh seberapa dalam kanker tumbuh ke dalam dinding usus dan apakah sudah menyebar ke luar usus besar atau rektum.