Titik Terang Alzheimer: Studi Ungkap Demensia Kucing Mirip dengan Manusia

Penemuan mengejutkan dari Universitas Edinburgh membuka harapan baru dalam memahami dan mengatasi penyakit Alzheimer. Para ilmuwan menemukan bahwa demensia pada kucing memiliki kesamaan signifikan dengan penyakit neurodegeneratif yang menyerang jutaan manusia di seluruh dunia.

Demensia, yang ditandai dengan penurunan fungsi kognitif seperti kehilangan memori dan kesulitan berpikir, memiliki penyebab beragam. Alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang paling umum.

Dalam studi ini, para ahli memeriksa otak kucing yang menunjukkan gejala demensia semasa hidupnya, seperti disorientasi, perubahan pola tidur, dan peningkatan suara. Hasilnya menunjukkan adanya akumulasi amiloid-beta, protein beracun yang juga merupakan ciri khas Alzheimer pada manusia.

Penemuan ini dianggap sebagai "model alami yang sempurna untuk Alzheimer," menjanjikan potensi terobosan dalam pengembangan terapi baru. Ilmuwan percaya, dengan memahami bagaimana demensia berkembang pada kucing, mereka dapat menemukan cara efektif untuk mengobati Alzheimer pada manusia.

Penelitian ini menyoroti kemiripan mencolok antara demensia pada kucing dan Alzheimer pada manusia. Ini membuka peluang untuk menguji apakah pengobatan yang efektif untuk Alzheimer pada manusia juga dapat membantu hewan peliharaan yang menua.

Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan akumulasi amiloid-beta dalam sinapsis, persimpangan antar sel otak yang krusial untuk komunikasi. Hilangnya sinapsis inilah yang menyebabkan gangguan memori dan kemampuan berpikir pada penderita Alzheimer.

Tim peneliti optimis bahwa penemuan ini akan memberikan pemahaman lebih mendalam tentang proses tersebut dan menyediakan metode berharga untuk mempelajari demensia pada manusia. Studi sebelumnya menggunakan hewan pengerat hasil rekayasa genetika, namun kucing menawarkan model yang lebih akurat karena mereka secara alami mengalami perubahan otak terkait demensia.

Studi ini juga mengidentifikasi peran sel-sel pendukung otak, seperti astrosit dan mikroglia, dalam "pemangkasan sinaptik," proses di mana sinapsis yang rusak dihilangkan. Proses ini, meskipun penting untuk perkembangan otak, juga berkontribusi pada demensia.

Implikasi dari penelitian ini tidak hanya menjanjikan bagi manusia, tetapi juga untuk kucing. Memahami demensia pada kucing akan membantu dalam memberikan perawatan yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Temuan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kucing, pemiliknya, penderita Alzheimer, dan orang-orang terkasih mereka.

Scroll to Top