Jakarta – Universitas Indonesia (UI) menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan dalam mengundang Peter Berkowitz, seorang peneliti senior dari Hoover Institution, Universitas Stanford, sebagai narasumber dalam Orientasi Program Pascasarjana. Kehadiran Berkowitz menuai kritik karena latar belakangnya sebagai pendukung Israel.
UI mengakui kekeliruan ini dan berjanji akan lebih berhati-hati di masa mendatang. Direktur Humas UI, Arie Afriansyah, menyatakan bahwa UI menerima kritik publik dengan lapang dada.
"Universitas Indonesia menyampaikan terima kasih atas kritik dan masukan yang konstruktif," ujar Arie.
UI menegaskan komitmennya terhadap dukungan kemerdekaan Palestina, sesuai dengan amanat konstitusi. Sikap ini telah ditunjukkan oleh Rektor UI saat bertemu dengan Duta Besar Palestina pada Januari 2025.
"UI konsisten memperjuangkan penghapusan penjajahan di dunia, termasuk mendukung perjuangan rakyat Palestina," tegas Arie.
Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi UI untuk lebih selektif dalam mengundang narasumber, mempertimbangkan berbagai aspek agar kejadian serupa tidak terulang.
UI menjelaskan bahwa pemilihan Peter Berkowitz dan Dr. Ir. Sigit P. Santosa (Alumni MIT) sebagai pembicara didasarkan pada keahlian mereka di bidang terkait. Namun, UI mengakui kurang cermat dalam memeriksa latar belakang Berkowitz.
"Dengan segala kerendahan hati, UI mengakui kurang hati-hati dan meminta maaf atas kekhilafan ini," pungkas Arie.