Kisah Kaura Taylor: Wanita Texas Bergabung dengan ‘Suku Afrika’ di Hutan Skotlandia

Sebuah keluarga di Texas, Amerika Serikat, tengah dilanda kecemasan setelah menemukan putri mereka, Kaura Taylor (21), yang sempat menghilang. Kaura ternyata menetap bersama sebuah kelompok yang menamakan diri sebagai ‘suku Afrika’ di tengah hutan Jedburgh, Skotlandia.

Keluarga Kaura meyakini bahwa wanita muda itu telah termanipulasi oleh pasangan yang mengeklaim diri sebagai raja dan ratu dari kelompok tersebut. Bahkan, mantan kekasih Kaura memilih untuk mengakhiri hubungan setelah menyaksikan ritual-ritual aneh yang dijalani Kaura bersama kelompok tersebut.

Kaura, yang kini memiliki nama baru Asnat, Lady Safi, of Atehen, tinggal di wilayah yang mereka klaim sebagai Kerajaan Kubala. Di sana, ia menetap bersama Kofi Offeh, seorang penyanyi opera asal Ghana yang menobatkan diri sebagai Raja Atehene, dan istrinya, Jean Gasho, yang dikenal sebagai Ratu Nandi.

Kaura meninggalkan Texas pada akhir Mei lalu dengan visa turis. Ia tidak memberi tahu keluarganya mengenai keterlibatannya dengan kelompok tersebut. Keluarga baru mengetahui keberadaan Kaura setelah berbulan-bulan mencarinya.

Keluarga merasa terpukul dan khawatir dengan keputusan Kaura. Mereka merasa bahwa Kaura merasa tidak diperhatikan oleh keluarganya.

Kaura diduga mengenal ‘Kerajaan Kubala’ melalui sebuah grup Facebook pada tahun sebelumnya. Sejak saat itu, ia mulai berkomunikasi dengan Offeh dan Gasho. Kini, Kaura bahkan mengklaim dirinya sebagai pelayan pribadi Ratu Nandi. Dalam unggahan di media sosial, Kaura membantah bahwa ia melarikan diri dari keluarga. Ia justru mengaku kabur dari keluarga yang toksik dan melakukan pelecehan terhadap dirinya.

Pasangan Offeh dan Gasho mengklaim bahwa kelompok mereka merupakan bagian dari suku Ibrani yang hilang, yang kembali ke Skotlandia untuk merebut kembali tanah leluhur mereka. Gasho bahkan mengklaim bahwa nenek moyang mereka diusir dari sana ratusan tahun lalu.

Mereka menjalani hidup sederhana di hutan, mandi di sungai, tinggal di tenda, dan aktif berbagi kegiatan di media sosial. Kelompok ini juga menjalankan ritual-ritual khusus yang menimbulkan kecurigaan.

Scroll to Top