PLTN Kursk Rusia Kebakaran Akibat Serangan Drone Ukraina, Perang Memanas di Hari Kemerdekaan Ukraina

Kebakaran melanda Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Kursk di Rusia setelah sebuah pesawat tanpa awak (drone) milik Ukraina ditembak jatuh oleh militer Rusia. Insiden ini terjadi di tengah perayaan hari kemerdekaan Ukraina, meningkatkan ketegangan antara kedua negara.

Menurut laporan dari pihak PLTN Kursk, drone tersebut meledak saat menghantam fasilitas tersebut, memicu kobaran api yang kemudian berhasil dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran. Tidak ada laporan mengenai korban jiwa akibat kejadian ini. Pihak PLTN juga memastikan bahwa tingkat radiasi di sekitar lokasi tetap dalam batas normal.

Gubernur Kursk, Alexander Khinshtein, mengecam serangan tersebut sebagai ancaman terhadap keselamatan nuklir dan pelanggaran konvensi internasional. PLTN Kursk menyatakan bahwa serangan drone tersebut merusak transformator tambahan dan menyebabkan penurunan kapasitas operasional sebesar 50% di unit tiga PLTN.

Serangan ini terjadi saat Ukraina merayakan hari kemerdekaannya. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan respons atas seruan perdamaian yang diabaikan. Sebelumnya, upaya mediasi yang didorong oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, tampak menemui jalan buntu.

Selain serangan di PLTN Kursk, Ukraina juga dilaporkan mengirimkan sepuluh pesawat tanpa awak ke pelabuhan Ust-Luga di Teluk Finlandia. Serangan ini memicu kebakaran di terminal bahan bakar milik perusahaan energi Rusia, Novatek.

Sementara itu, Rusia mengklaim telah menyerang Ukraina dengan rudal balistik dan 72 pesawat tanpa awak Shahed buatan Iran. Serangan Rusia tersebut menewaskan seorang wanita di wilayah Dnipropetrovsk.

Pertempuran terbaru ini terjadi saat Ukraina memperingati kemerdekaannya. Zelensky menegaskan bahwa Ukraina adalah pejuang yang telah mengamankan kemerdekaannya.

Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, hadir di Kyiv dalam peringatan kemerdekaan Ukraina tersebut dan menyerukan "perdamaian yang adil dan abadi bagi Ukraina". Zelensky menyampaikan terima kasih kepada para pemimpin dunia lainnya atas pesan yang dikirimkan untuk memperingati peristiwa tersebut.

Konflik antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun, menyebabkan jutaan orang mengungsi dan menghancurkan kota-kota di wilayah timur dan selatan Ukraina. Rusia saat ini menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina, termasuk Semenanjung Krimea.

Scroll to Top