Selama berabad-abad, langit malam telah memicu rasa ingin tahu manusia. Setiap penemuan di Tata Surya mengubah pemahaman kita tentang alam semesta. Kini, para astronom membuka peluang adanya planet tak terlihat yang mengorbit jauh di luar Neptunus, yang dinamai Planet Y.
Gagasan planet tersembunyi bukanlah hal baru. Sebelumnya ada teori tentang Planet X dan Planet Sembilan, namun sebagian telah dibantah atau belum terbukti. Kali ini, sinyal baru muncul dari penelitian yang mengamati gangguan kecil namun konsisten pada orbit objek di Sabuk Kuiper, wilayah dingin di pinggiran Tata Surya. Gangguan ini seperti efek "pembengkokan" pada bidang orbit objek-objek tersebut. Penjelasan yang paling masuk akal adalah keberadaan planet yang belum terdeteksi.
Planet ini diperkirakan lebih kecil dari Bumi tetapi lebih besar dari Merkurius, dan terletak antara 100 hingga 200 satuan astronomi dari Matahari, atau puluhan miliar kilometer jauhnya. Gravitasi Planet Y diduga mendorong orbit objek-objek di sekitarnya hingga menyimpang sekitar 15 derajat dari bidang datar Tata Surya. Meskipun sinyal yang ditemukan belum kuat, peluang efek tersebut hanya kebetulan berada di kisaran dua hingga empat persen.
Hal ini mirip dengan awal mula teori Planet Sembilan, yang juga lahir dari ketidakteraturan orbit. Bedanya, Planet Sembilan cenderung menarik objek ke arahnya, sementara Planet Y justru membuat orbit-orbit menjadi miring keluar. Kedua planet bisa saja sama-sama ada, karena masing-masing menjelaskan gejala yang berbeda. Jika Planet Sembilan berperan dalam mengelompokkan lintasan, Planet Y memberi jawaban atas kemiringan rata-rata Sabuk Kuiper.
Dalam model Tata Surya yang ideal, Sabuk Kuiper seharusnya mengikuti bidang orbit tetap yang disebut bidang invarian. Namun pengamatan terbaru menunjukkan adanya kemiringan mencolok pada jarak 80 hingga 200 satuan astronomi. Kemiringan ini tidak mungkin terbentuk sejak awal dan bertahan hingga kini, sehingga diperlukan keberadaan suatu massa yang menjaga kemiringan tersebut agar tetap ada. Planet tersembunyi menjadi penjelasan yang paling masuk akal.
Ruang di luar Neptunus masih belum benar-benar terpetakan dengan baik. Kemungkinan besar, jika planet ini ada, ia tidak terbentuk di tempatnya sekarang. Sebaliknya, ia mungkin terdorong ke pinggiran oleh interaksi gravitasi sejak masa awal pembentukan Tata Surya.
Simulasi menunjukkan bahwa planet dengan massa antara Merkurius dan Bumi, serta orbit miring lebih dari 10 derajat, bisa menciptakan warp yang diamati. Karakteristik Planet Y berbeda jelas dari Planet Sembilan, baik dari segi lokasi maupun efek gravitasi. Namun keduanya bisa saling melengkapi dalam menjelaskan struktur aneh di wilayah luar Tata Surya.
Pencarian Planet Y bisa mendapat dorongan besar lewat observatorium di Chile yang akan memulai survei langit selama satu dekade dengan presisi tinggi. Observatorium ini akan memperluas daftar objek trans-Neptunian secara drastis. Dalam beberapa tahun pertama, pengaruh Planet Y bisa diamati, bahkan planet itu sendiri mungkin akan terlihat langsung.
Untuk saat ini, Planet Y masih berupa hipotesis. Namun sejarah astronomi telah berkali-kali menunjukkan bahwa ketidakwajaran kecil dalam data bisa mengantar pada penemuan luar biasa. Jika Planet Y memang nyata, bukan tidak mungkin ia akan segera bergeser dari spekulasi menjadi kenyataan.