Kisah luar biasa datang dari China, di mana seorang pria berhasil selamat dari kecelakaan kerja yang mengerikan. Lehernya nyaris terpenggal setelah tertimpa lengan robot, meninggalkan luka parah yang mengancam nyawanya.
Tragedi di Tempat Kerja
Insiden tragis ini terjadi pada 31 Mei 2025. Saat bekerja, pria tersebut terkena hantaman keras lengan robot di bagian leher. Dampaknya sangat serius, menyebabkan kelumpuhan dan henti jantung. Pendarahan hebat memperburuk keadaan, menghambat arteri vertebralis yang vital.
Tim medis bergegas memberikan pertolongan darurat. Meskipun berhasil diresusitasi, kondisinya tetap kritis. Pemeriksaan menunjukkan tulang lehernya mengalami kerusakan parah, memisahkan struktur neurovaskular penting.
Tantangan Medis yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya
"Kami mencari literatur medis, namun belum menemukan kasus separah ini," ungkap seorang dokter dari Rumah Sakit Shanghai Changzheng. "Sungguh luar biasa pasien bisa bertahan."
Tekanan darah pasien terus menurun drastis, memerlukan dosis obat tinggi untuk menjaga sirkulasi darah.
Kunci Penyelamatan: Sumsum Tulang Belakang yang Utuh
Meskipun mengalami memar parah, sumsum tulang belakang pasien tetap utuh. Fakta ini menjadi kunci harapan untuk menyelamatkan nyawanya.
Operasi Penyelamatan yang Inovatif
Pada 18 Juni 2025, tim medis multidisiplin merancang rencana operasi yang detail. Operasi dilakukan untuk mengevakuasi gumpalan darah besar, menyelaraskan tulang leher, dan menstabilkan tulang belakang dengan dua pelat tambahan.
Dengan teknik bedah mikro yang canggih, mereka melakukan reduksi anatomi presisi, melindungi pembuluh darah dan saraf dari kerusakan lebih lanjut.
Inovasi terbesar dalam operasi ini adalah pemasangan pelat tambahan, selain fiksasi konvensional. Langkah ini memberikan stabilitas ekstra pada tulang belakang leher yang direkonstruksi, dan menjadi penerapan pertama di dunia untuk cedera seberat ini.
Operasi selama tiga jam itu dinyatakan berhasil.
Harapan Baru Setelah Operasi
Setelah operasi, pasien kembali sadar dan menunjukkan tanda vital yang stabil. Ia sudah bisa duduk dengan bantuan dan menggerakkan lengan serta bahu. Meskipun pemulihannya akan panjang dan rumit, keberhasilan ini menunjukkan kemajuan besar dalam bidang bedah trauma.
Kasus ini menyoroti pentingnya kolaborasi erat antara ahli ortopedi, spesialis perawatan kritis, dan anestesi dalam menghadapi situasi medis yang belum pernah terjadi sebelumnya.