Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengubah sebagian fungsi trotoar di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, menjadi jalur lalu lintas guna mengatasi kemacetan, menuai beragam reaksi dari masyarakat. Beberapa warga merasa khawatir bahwa solusi ini justru akan memperburuk keadaan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Gubernur Jakarta, Pramono Anung, yang menginginkan kelancaran arus lalu lintas di kawasan TB Simatupang kembali normal.
"Bersama Dinas Bina Marga, kami akan memanfaatkan sebagian kecil trotoar, terutama di area Cibis Park, agar lebar jalan dapat kembali menjadi dua lajur," ungkap Syafrin.
Menurutnya, kepadatan lalu lintas di TB Simatupang saat ini disebabkan oleh berbagai proyek, seperti pemasangan pipa, pembangunan saluran limbah, dan penataan trotoar oleh Dinas Bina Marga. Pekerjaan-pekerjaan ini menyebabkan penyempitan jalan hingga hanya tersisa satu lajur di beberapa titik.
"Akibatnya, kemacetan menjadi sangat parah. Kami mengimbau masyarakat untuk mencari jalur alternatif atau menggunakan transportasi umum," tambahnya.
Dishub berjanji akan memastikan keselamatan pejalan kaki tetap menjadi prioritas utama. Mereka akan melakukan perhitungan ulang desain keselamatan kerja (safety work) agar fungsi trotoar tetap terjaga meskipun sebagian lahannya digunakan untuk kendaraan.
Kritik Warga: Alih Fungsi Trotoar Justru Memperparah Kemacetan
Arif (27), seorang warga, berpendapat bahwa kemacetan justru dapat meningkat jika trotoar dibongkar untuk dijadikan badan jalan. Menurutnya, pemerintah seharusnya fokus pada penyelesaian proyek galian di sepanjang jalan tersebut.
"Kalau trotoar dipakai jalan, kan harus dirusak dulu, butuh waktu, butuh biaya, malah bisa bikin tambah macet. Belum lagi nanti kalau sudah selesai, terus diperbaiki lagi. Malah menghalangi jalan saat perbaikan," ujarnya.
"Lebih baik segera selesaikan galian daripada menambal masalah dengan masalah baru. Masalahnya kan galian, ya galiannya saja yang dipercepat penyelesaiannya," imbuhnya.
Arif mengaku baru mengetahui rencana alih fungsi trotoar tersebut dan merasa aneh dengan ide tersebut.
"Aneh sih ya, kayak menyelesaikan masalah dengan masalah," katanya.
Jumanto (40), warga lainnya, juga berharap proyek galian segera dituntaskan.
"Kalau untuk mengurangi macet sih setuju saja, cuma kan buat apa juga kan, mendingan dikelarin cepet aja (proyek galiannya)," kata Jumanto.
Dia juga berharap ada petugas yang berjaga di Jalan TB Simatupang saat jam berangkat dan pulang kerja untuk membantu mengatur lalu lintas dan mengurangi kemacetan.
Pramono Anung Setuju Alih Fungsi Trotoar
Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menyatakan dukungannya terhadap rencana alih fungsi sebagian trotoar tersebut. Baginya, yang terpenting adalah kemacetan di kawasan tersebut dapat teratasi.
"Saya menyetujui itu, bahkan ketika mau menutup atau membuka outlet tolnya, saya izinkan. Yang paling penting adalah kemacetan di dalam itu teratasi," tegas Pramono.
Dia mengakui kondisi di sekitar TB Simatupang saat ini kurang nyaman, baik bagi pengendara maupun pejalan kaki, karena banyaknya galian yang belum selesai.
"Sekarang ini sebenarnya di TB Simatupang pejalan kakinya juga tidak nikmat, karena hampir setiap 50 meter ada proyek nasional. Itu harus dibenahi," pungkasnya.