Pekan Krusial Pasar Global: Menanti Arah Kebijakan The Fed dan Data Ekonomi China

Pekan terakhir Agustus 2025 menjadi penentu arah pasar global dengan serangkaian agenda ekonomi penting. Investor global fokus pada sinyal kebijakan moneter Bank Sentral AS (The Fed) serta data ekonomi utama dari Amerika Serikat dan China.

The Fed di Persimpangan Jalan: Pemangkasan Bunga Segera?

Pidato Jerome Powell di simposium Jackson Hole mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga acuan. Powell mengakui inflasi yang mereda di 2,7% (yoy) serta meningkatnya angka pengangguran menjadi 4,2% pada Juli, tertinggi dalam dua tahun terakhir. Kondisi ini mengindikasikan kebijakan moneter saat ini terlalu ketat, membuka peluang pelonggaran. Pasar memprediksi pemangkasan bunga perdana sejak Desember 2024 akan diputuskan pada rapat 16-17 September.

Namun, tekanan politik menambah kerumitan. Dorongan dari Presiden Donald Trump untuk penurunan suku bunga yang lebih cepat, bahkan ancaman terhadap independensi Powell, menciptakan dinamika yang kompleks. Pasar akan mencermati data ekonomi AS, termasuk estimasi kedua GDP kuartal II yang diperkirakan mengalami revisi penurunan.

Indeks Harga PCE Inti (Core PCE Price Index) untuk Juli, indikator inflasi yang menjadi acuan The Fed, juga akan dirilis. Penurunan lebih lanjut akan membuka jalan bagi pemangkasan bunga. Sebaliknya, inflasi yang persisten dapat membuat The Fed lebih berhati-hati. Data penjualan rumah tertunda (Pending Home Sales), PMI Chicago, dan survei sentimen konsumen Michigan akan melengkapi gambaran kesehatan ekonomi AS.

Dampak Global: China dan Eropa dalam Sorotan

Selain AS, Eropa akan merilis notulen ECB dan data inflasi awal Italia. Asia akan mengumumkan CPI Tokyo, keputusan Bank of Korea, dan PDB India. Data PMI manufaktur dan jasa China menjadi penutup pekan, indikator penting bagi perdagangan global.

Manufaktur China diperkirakan masih berada di bawah 50, menandakan kontraksi, sementara sektor jasa relatif stabil di area ekspansi tipis. Angka ini sangat penting karena manufaktur China adalah fondasi rantai pasok global. PMI yang melemah dapat menekan permintaan komoditas, termasuk batu bara, minyak, dan CPO, yang berdampak signifikan bagi Indonesia.

Scroll to Top