Studi terbaru mengindikasikan bahwa pola makan tidak sehat, terutama konsumsi alkohol berlebihan, secara signifikan meningkatkan risiko kanker kolorektal atau kanker usus besar, terutama di Asia, termasuk Korea Selatan. Perubahan pola makan ala Barat, dengan kandungan lemak, kalori, dan daging yang tinggi, menjadi salah satu faktor pemicu.
Korea Selatan mencatatkan angka kejadian kanker usus besar yang tinggi di kancah global. Alkohol teridentifikasi sebagai faktor risiko utama. Konsumsi lebih dari 30 gram alkohol per hari, setara dengan dua kaleng bir (750 ml) atau 2-3 gelas anggur, atau setengah botol soju, meningkatkan risiko terkena kanker usus besar hingga 64 persen. Risiko ini konsisten baik pada kanker usus besar maupun rektal.
Penelitian lain menyoroti bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah sedikit pun dapat berdampak negatif, khususnya pada pria. Mengonsumsi satu hingga dua gelas alkohol per hari secara signifikan meningkatkan risiko kanker kolorektal.
Rentang waktu antara konsumsi alkohol dan munculnya kanker kolorektal diperkirakan sekitar 8-12 tahun. Bahkan setelah berhenti mengonsumsi alkohol selama 10 tahun, risiko kanker kolorektal tidak menurun secara signifikan.
Temuan ini menggarisbawahi pentingnya mengurangi konsumsi alkohol dan daging olahan sebagai strategi kunci untuk mencegah kanker kolorektal. Risiko konsumsi alkohol terhadap kesehatan jangka panjang sangat signifikan, bahkan dengan konsumsi dalam jumlah kecil.