Jakarta – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Eko Patrio, akhirnya memberikan penjelasan terkait kritikan pedas yang dialamatkan kepadanya usai berjoget bersama sejumlah anggota dewan di Sidang Tahunan MPR RI beberapa waktu lalu. Politisi PAN ini juga menjadi sasaran hujatan karena video parodi sound horeg yang ia buat bersama kader PAN dianggap tidak peka terhadap isu-isu yang dihadapi masyarakat.
Menurut Eko, video parodi sound horeg tersebut dibuat dalam acara pembubaran panitia perayaan 17 Agustus di partainya. Ia merasa bahwa aksinya tersebut disalahartikan seolah-olah dirinya tidak peduli terhadap masalah yang ada. Eko menjelaskan bahwa acara tersebut merupakan bentuk apresiasi kepada panitia yang telah bekerja keras selama hampir satu bulan.
Terkait momen joget di Sidang Tahunan, Eko menjelaskan bahwa aksi tersebut terjadi secara spontan sebagai bentuk apresiasi terhadap hiburan yang diberikan oleh orkestra dari Universitas Pertahanan. Ia menegaskan bahwa momen tersebut terjadi setelah Presiden Prabowo menyampaikan pidato RAPBN 2026 dan Nota Keuangan.
"Pada saat penutupan acara, ada sesi hiburan orkestra dari Symphony Praditya Wiratama Universitas Pertahanan, yang membawakan lagu-lagu daerah seperti Sajojo dan Gemu Fa Mi Re," jelas Eko.
Eko menambahkan bahwa ia dan anggota DPR lainnya secara spontan ikut bernyanyi dan bergoyang untuk menikmati suasana dan mengapresiasi penampilan anak-anak muda dari Unhan.
Sebelumnya, video sejumlah anggota DPR RI yang berjoget di sela Sidang Tahunan MPR menuai kritik dari masyarakat. Aksi tersebut dianggap tidak pantas dan dikaitkan dengan gaji serta tunjangan yang diterima oleh anggota dewan.