Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengingatkan pentingnya vaksinasi bagi anak-anak, terutama dalam semangat perayaan Hari Kemerdekaan. Vaksinasi adalah kunci untuk membebaskan generasi muda dari penyakit menular, memastikan mereka tumbuh sehat dan memiliki kesempatan yang setara.
Direktur Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas Kemenkes menekankan bahwa kesehatan masyarakat membutuhkan lebih dari sekadar layanan dan ketersediaan vaksin. Perubahan perilaku dan kesadaran kolektif memegang peranan krusial.
Pengalaman pandemi COVID-19 menunjukkan dampak negatif dari penundaan imunisasi akibat ketakutan, keraguan, dan penyebaran berita bohong (hoaks). Hal ini menyebabkan penurunan cakupan imunisasi.
Kementerian Kesehatan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk Global Health Strategies (GHS), untuk meningkatkan komunikasi dan edukasi publik tentang pentingnya imunisasi. Kolaborasi ini terbukti efektif dalam menanggulangi wabah polio, melalui keterlibatan tokoh masyarakat, organisasi, dan mitra global.
Pendekatan sosial dan perubahan perilaku (social and behavior change) menjadi sangat penting. WHO, melalui kerangka behavior and social drivers, membantu memahami faktor-faktor yang memengaruhi keputusan masyarakat terkait imunisasi.
Media sosial, dengan jangkauannya yang luas, menjadi sarana efektif untuk mengedukasi masyarakat. Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 221,5 juta jiwa, dengan tingkat penetrasi internet mencapai 79,5 persen.
Namun, pengawasan tetap diperlukan untuk memastikan edukasi berjalan efektif, mengingat komunikasi melalui media sosial seringkali bersifat satu arah. Kementerian Kesehatan terus berupaya meningkatkan cakupan vaksinasi untuk mengatasi berbagai wabah penyakit, seperti campak di Sumenep.