Pemerintah bergerak cepat mengatasi Kejadian Luar Biasa (KLB) campak yang melanda Sumenep. Langkah strategis yang diambil adalah pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) atau vaksinasi massal. Pemerintah menjamin ketersediaan vaksin dan semua kebutuhan logistik untuk mendukung program ini.
Selain vaksinasi, pemerintah juga meningkatkan kewaspadaan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I), dengan fokus utama pada balita yang menunjukkan gejala ruam campak. Investigasi mendalam melalui Penyelidikan Epidemiologi (PE) akan dilakukan untuk melacak asal-usul penularan dan mengidentifikasi kontak erat kasus.
Upaya pencarian kasus campak yang dicurigai juga diperkuat melalui pengawasan intensif. Pemerintah akan memetakan kelompok masyarakat yang paling berisiko, seperti bayi, ibu hamil, anak-anak dengan kondisi kesehatan yang buruk, serta anak-anak yang mengalami kekurangan gizi.
Data terkini menunjukkan, hingga minggu ke-32 tahun 2025, terdapat 1.944 kasus yang dicurigai sebagai campak. Kelompok usia 0-4 tahun menjadi yang paling rentan, mencakup lebih dari separuh kasus (53,3%). Tragisnya, antara Februari dan Juli, dilaporkan 17 kasus kematian. Pemerintah berupaya keras menekan angka ini melalui tindakan pencegahan dan penanganan yang komprehensif.