70% Kasus Kanker Serviks di Indonesia Terdeteksi Saat Stadium Lanjut: Pemerintah Tingkatkan Upaya Deteksi Dini

Kabar kurang menggembirakan datang dari dunia kesehatan Indonesia, di mana sekitar 70% kasus kanker serviks baru diketahui saat sudah mencapai stadium lanjut. Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah, mengingat kanker serviks menjadi penyebab kematian tertinggi kedua pada wanita setelah kanker payudara, dengan angka kematian mencapai 21 ribu jiwa per tahun dari 36 ribu kasus yang dilaporkan.

Menyadari urgensi masalah ini, pemerintah mengambil langkah proaktif dengan memperluas program vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) dan menyediakan pemeriksaan atau skrining gratis secara berkala. Vaksinasi HPV adalah langkah pencegahan primer yang efektif untuk mengurangi risiko infeksi virus HPV, penyebab utama kanker serviks.

Mulai tahun 2025, pemerintah akan mengintegrasikan layanan skrining HPV DNA ke dalam program pemeriksaan kesehatan gratis. Langkah ini bertujuan untuk menjangkau lebih banyak wanita dan mendeteksi kanker serviks sedini mungkin.

Pemerintah menyadari tantangan akses layanan kesehatan di wilayah-wilayah terpencil. Untuk mengatasi hal ini, direncanakan pembangunan laboratorium pendukung di seluruh kabupaten dan kota. Tujuannya adalah mempercepat diagnosis kanker serviks dan memastikan semua wanita memiliki akses yang sama terhadap layanan deteksi dini.

Kanker serviks, yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal pada leher rahim akibat infeksi HPV, sebetulnya dapat diobati dengan efektif jika terdeteksi dini. Bahkan pada stadium lanjut, kanker ini masih dapat dikendalikan dengan pengobatan dan perawatan paliatif yang tepat.

Dengan langkah-langkah yang komprehensif dan terkoordinasi, pemerintah optimis dapat menurunkan angka kematian akibat kanker serviks dan mencapai eliminasi kanker serviks di seluruh Indonesia.

Scroll to Top