Dahulu kala, Pluto dianggap sebagai planet kesembilan dalam keluarga tata surya kita. Ditemukan pada tahun 1930, ia menemani buku-buku pelajaran dan imajinasi kita selama bertahun-tahun. Namun, sebuah perubahan besar terjadi pada tahun 2006.
Pada tanggal 24 Agustus 2006, dunia astronomi digemparkan. International Astronomical Union (IAU) mengambil keputusan penting: Pluto diturunkan statusnya menjadi Planet Katai. Mengapa perubahan dramatis ini terjadi?
Definisi Planet Katai menurut IAU adalah benda langit yang mengorbit Matahari, cukup besar untuk berbentuk bulat karena gravitasinya sendiri, tetapi belum "membersihkan" lingkungan di sekitar orbitnya. Pluto masuk ke dalam kategori ini karena ia berada di wilayah Trans-Neptunus, di mana ia berbagi jalur dengan banyak objek lain di Sabuk Kuiper.
Pluto memiliki diameter sekitar 2.200 kilometer, kira-kira setengah lebar Amerika Serikat. Jaraknya dari Matahari sangat jauh, sekitar 6,6 miliar kilometer. Atmosfer tipisnya terdiri dari nitrogen, metana, dan karbon monoksida. Suhu permukaannya sangat ekstrem, mencapai rata-rata -232°C, membuatnya mustahil untuk menopang kehidupan seperti yang kita kenal.
Planet Katai ini juga memiliki lima bulan, dengan Charon sebagai yang terbesar. Ukuran Charon yang hampir setengah dari Pluto membuat keduanya sering dianggap sebagai sistem "planet ganda".
Lantas, apa yang membuat Pluto gagal memenuhi syarat sebagai planet? IAU menetapkan tiga kriteria utama:
- Mengorbit Matahari.
- Memiliki massa yang cukup besar untuk membentuk bulatan.
- Telah membersihkan orbitnya: menjadi gaya gravitasi dominan di orbitnya.
Pluto gagal memenuhi kriteria ketiga. Orbitnya di Sabuk Kuiper masih dipenuhi oleh banyak benda-benda langit lainnya. Ukuran kecil dan orbit elipsnya yang sangat miring juga menjadi perdebatan selama bertahun-tahun. Dengan diameter hanya 2.300 kilometer, Pluto jauh lebih kecil daripada Bulan. Bahkan, Pluto melintasi orbit Neptunus dalam perjalanannya mengelilingi Matahari yang memakan waktu 247 tahun Bumi.
Maka, setelah perubahan ini, kita sekarang memiliki delapan planet di tata surya kita: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Kisah Pluto mengajarkan kita bahwa pemahaman tentang alam semesta terus berkembang, dan definisi serta klasifikasi benda langit pun dapat berubah seiring waktu.