Haji Isam: Dari Pengusaha Tambang Kalimantan Selatan Hingga Jadi Konglomerat Nasional

Nama Samsudin Andi Arsyad, yang lebih dikenal sebagai Haji Isam, semakin santer diperbincangkan publik. Baru-baru ini, ia menerima tanda jasa dan kehormatan dari Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, bersama 140 tokoh lainnya dalam rangka HUT ke-80 Proklamasi Kemerdekaan RI.

Dulu, Haji Isam hanya dikenal di kalangan terbatas sebagai pengusaha sukses di Kalimantan Selatan. Kini, namanya kian menggema hingga tingkat nasional. Ia bahkan sudah sejajar dengan para pengusaha besar seperti Franky Oesman Wijaya dari Sinar Mas Group.

Haji Isam diundang dalam peluncuran dana abadi RI Danantara dan diundang ke Istana oleh Prabowo, bersama konglomerat terkemuka lainnya seperti Sugianto Kusuma (Aguan), Anthony Salim, James Riady, Hilmi Panigoro, Prajogo Pangestu, dan Tomy Winata.

Bahkan, "Crazy Rich Batulicin" ini pernah diajak Prabowo bertemu dengan pendiri Microsoft, Bill Gates, saat lawatannya ke Indonesia.

Kekayaan Haji Isam

Meskipun namanya semakin dikenal, Haji Isam tergolong sebagai pendatang baru di dunia orang kaya. Kekayaannya melonjak signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah perusahaannya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebagian asetnya juga berada dalam kepemilikan saham di perusahaan non-publik.

Kekayaan Haji Isam yang terikat di saham PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) meningkat tajam tahun ini, setelah saham JARR melesat 245,18% sepanjang tahun 2025 (year-to-date/YTD) menjadi Rp 1.070 per saham, dengan kapitalisasi pasar menembus Rp 9,88 triliun.

Berdasarkan data prospektus IPO JARR, Haji Isam melalui PT Eshan Agro Sentosa (EAS), menguasai 91,11% saham EAS secara tidak langsung. EAS sendiri saat ini menjadi pengendali dan pemegang saham terbesar JARR dengan kepemilikan sebesar 86,64%.

Dengan demikian, kekayaan Haji Isam yang terikat di saham JARR saja telah mencapai sekitar Rp 7,8 triliun.

Selain JARR, sejumlah bisnis Haji Isam masih dikelola secara privat dan belum melantai di bursa. Namanya mulai bersinar ketika ia menjadi pebisnis tambang batu bara. Sejak tahun 2001, ia belajar dari Johan Maulana tentang cara mengelola pertambangan.

Setelah belajar dari Johan, Haji Isam mampu melebarkan sayapnya dan menjadi kontraktor pelaksana di PT Arutmin Indonesia, anak usaha Bumi Resources (BUMI) milik keluarga Bakrie, melalui bendera Jhonlin Baratama.

Selain bisnis pertambangan dan perkebunan, Haji Isam juga memiliki bisnis penerbangan melalui Jhonlin Air Transport, bisnis logistik dan perkapalan melalui Jhonlin Marine, serta bisnis Biodiesel melalui Jhonlin Agromandiri.

Bisnis Haji Isam juga merambah hingga ke industri gula yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, pada akhir tahun 2020. Jokowi kala itu memuji Haji Isam dan menyebut investasi untuk membuka kebun tebu dan pabrik gula terintegrasi tersebut sebagai sebuah keberanian yang patut diapresiasi.

Kekayaan Anak Haji Isam

Kekayaan keluarga Haji Isam juga meningkat seiring dengan melesatnya saham PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN). Emiten sawit ini diketahui dimiliki oleh kedua anak Haji Isam.

Kekayaan Liana Saputri dan Jhony Saputra juga ikut melonjak signifikan tahun ini, menyusul kenaikan harga saham PGUN.

Pada perdagangan hari ini, (25/8/2025), saham PGUN yang dikendalikan oleh Liana Saputri diperdagangkan di harga Rp 1.445 per saham, melesat 240% YTD, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 8,29 triliun.

Kekayaan dua anak pengusaha sawit Haji Isam ini ditaksir mencapai Rp 6,36 triliun. Kekayaan tersebut diperoleh melalui kepemilikan PT Citra Agro Raya (CAR) dan PT Araya Agro Lestari (AAL). CAR dan AAL sempat mengurangi kepemilikan sahamnya di PGUN yang kini bersisa 76,69% atau masing-masing sekitar 38%. CAR dan AAL menjual 4,4 miliar saham kepada PT Baramega Citra Mulia Persada pada 20 Maret 2023 dengan total perolehan dana segar senilai Rp 352 miliar.

Total kekayaan Haji Isam dan anak-anaknya di dua perusahaan publik yang dikendalikan mencapai Rp 14,16 triliun atau nyaris menyentuh US$ 1 miliar. Perlu dicatat bahwa ini hanya kekayaan yang terikat di perusahaan publik saja. Haji Isam masih memiliki portoflio bisnis yang sangat besar di perusahaan non publik, termasuk bisnis di sektor pertambangan batu bara hingga pelayaran.

Scroll to Top