Fenomena Aneh Monyet Bali: Gunakan Batu untuk Masturbasi

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Bali menarik perhatian para ilmuwan karena perilaku uniknya: menggunakan batu sebagai alat bantu untuk masturbasi. Perilaku ini terekam dan menjadi bukti lebih lanjut dari hipotesis "mainan seks" pada hewan.

Penelitian mengungkapkan bahwa monyet-monyet ini, baik jantan maupun betina, secara berulang kali menggosokkan alat kelamin mereka ke batu untuk mendapatkan kepuasan. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Ethology.

Tim peneliti mencatat bahwa monyet dari berbagai usia terlibat dalam aktivitas ini, meskipun terdapat perbedaan antar kelompok. Monyet betina cenderung lebih selektif dalam memilih batu yang akan digunakan, sementara monyet jantan muda paling sering melakukannya.

Peneliti, Camilla Cenni, mengungkapkan bahwa perilaku ini cukup sering terlihat. "Mereka memang tidak melakukannya terus-menerus, tetapi jika Anda melihat mereka bermain-main dengan batu, kemungkinan besar mereka akan menggunakannya," ujarnya.

Manipulasi batu, termasuk membawa, menggosokkan, dan membenturkannya, umum ditemukan pada populasi kera tertentu dan dianggap sebagai bagian dari budaya mereka. Masturbasi dengan bantuan batu kemungkinan besar merupakan evolusi dari perilaku manipulasi batu yang lebih luas.

Penelitian ini menyoroti bahwa penggunaan alat oleh hewan tidak selalu berkaitan dengan kelangsungan hidup. Contohnya, simpanse menggunakan batu untuk memecahkan kacang. Namun, penggunaan batu untuk masturbasi pada monyet Bali adalah contoh unik perilaku yang tampaknya lebih bersifat rekreasi.

Studi sebelumnya, yang dipimpin oleh Cenni, telah mengemukakan hipotesis mainan seks pada monyet jantan. Penelitian terbaru ini memperluas observasi ke monyet betina dan menggali motivasi di balik perilaku tersebut.

Monyet jantan muda cenderung menghabiskan lebih banyak waktu untuk masturbasi dengan batu dibandingkan monyet jantan dewasa. Hal ini mungkin karena monyet jantan dewasa memiliki akses yang lebih mudah ke monyet betina. Meskipun demikian, terdapat variasi individu dalam penggunaan batu di antara monyet jantan dan betina.

Monyet-monyet ini hidup di dalam dan sekitar Suaka Hutan Monyet Suci di Ubud, Bali, di mana mereka diberi makan oleh manusia. Para peneliti berpendapat bahwa pemberian makan dapat mengurangi tekanan untuk mencari makan, sehingga monyet memiliki lebih banyak waktu luang dan terlibat dalam perilaku yang memanfaatkan batu. Dengan kata lain, mereka memiliki lebih banyak waktu untuk bereksperimen dengan batu.

Scroll to Top