Misteri Hubble Tension: Penggabungan Lubang Hitam Bukan Solusi?

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan kosmologi dikejutkan oleh sebuah anomali yang dikenal sebagai "Hubble tension." Ini adalah ketidaksesuaian mencolok antara laju ekspansi alam semesta yang diukur saat ini dengan laju yang diperkirakan berdasarkan pengamatan alam semesta purba.

Data dari radiasi latar belakang kosmik (CMB) menunjukkan laju ekspansi yang lebih lambat dibandingkan dengan pengukuran yang dilakukan di alam semesta modern yang lebih dekat dengan kita. Perbedaan ini semakin menganga seiring waktu, memicu perdebatan dan pencarian solusi yang intensif.

Salah satu ide menarik yang muncul adalah gagasan bahwa massa di alam semesta mungkin tidak konstan. Beberapa teori berspekulasi bahwa materi gelap misterius dapat berubah menjadi bentuk radiasi tak terlihat. Namun, karena sifat materi gelap itu sendiri belum dipahami, teori-teori ini tetap spekulatif.

Cara lain yang diketahui untuk "menghilangkan" massa adalah melalui penggabungan lubang hitam. Ketika dua lubang hitam bergabung, sebagian dari massa mereka diubah menjadi energi murni dalam bentuk gelombang gravitasi. Bahkan satu penggabungan kecil dapat melepaskan energi yang setara dengan beberapa massa matahari.

Gelombang gravitasi ini menyebar ke seluruh alam semesta, dan massa yang menghasilkannya secara efektif lenyap. Kita dapat mendeteksi gelombang ini secara langsung melalui instrumen seperti Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO), atau secara tidak langsung melalui pengamatan pulsar.

Namun, pertanyaannya adalah: apakah jumlah massa yang hilang melalui penggabungan lubang hitam cukup signifikan untuk menjelaskan Hubble tension?

Sebuah tim astrofisikawan dari Vanderbilt University baru-baru ini menyelidiki masalah ini. Hasilnya menunjukkan bahwa frekuensi penggabungan lubang hitam yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Hubble tension ternyata sangat tidak realistis.

Perkiraan laju penggabungan yang sebenarnya dapat dihitung berdasarkan jumlah bintang masif yang terbentuk, seberapa sering bintang-bintang tersebut mati dan menjadi lubang hitam, dan seberapa efisien mereka bertemu satu sama lain.

Perhitungan menunjukkan bahwa jumlah penggabungan lubang hitam yang terjadi secara nyata sekitar 10.000 kali lebih kecil dari yang dibutuhkan untuk mengatasi Hubble tension. Bahkan setelah mempertimbangkan ketidakpastian dalam perkiraan, angkanya masih jauh dari cukup. Temuan ini telah dipublikasikan di database pra-cetak arXiv.

Meskipun penelitian ini belum ditinjau oleh rekan sejawat, ia mewakili langkah penting dalam pencarian solusi untuk Hubble tension. Para ilmuwan terus menjelajahi setiap kemungkinan, bertindak seperti detektif kosmik, untuk mengungkap misteri alam semesta yang paling sulit dipecahkan. Melalui kerja keras dan dedikasi, kita mungkin suatu hari nanti menemukan jawaban yang kita cari.

Scroll to Top