Film "Pengepungan di Bukit Duri" terus menjadi perbincangan hangat di kalangan penikmat film dan warganet. Salah satu alasannya adalah adanya "easter egg" atau petunjuk tersembunyi yang menghubungkannya dengan karya-karya Joko Anwar lainnya. Meskipun sang sutradara menyatakan bahwa film ini berdiri sendiri, para penggemar yang jeli menemukan berbagai fakta menarik yang patut untuk dikulik.
Berikut adalah beberapa fakta menarik dari "Pengepungan di Bukit Duri" yang mungkin belum Anda ketahui:
1. Latar Tahun 2027: Lebih Dekat, Lebih Terasa
Joko Anwar memilih tahun 2027 sebagai latar waktu film ini. Alasan di balik pemilihan tahun tersebut adalah untuk menciptakan kedekatan emosional dengan penonton. Menurutnya, penggunaan latar tahun yang terlalu jauh seperti 2045 akan membuat penonton merasa kurang terhubung dengan cerita yang disajikan.
2. Isu Sosial yang Relevan
Film ini tidak hanya menyajikan kengerian, tetapi juga mengangkat isu sosial yang penting, terutama tentang anti-kekerasan di kalangan remaja. "Pengepungan di Bukit Duri" menggambarkan dampak buruk dari kekerasan dan konflik di lingkungan sekolah, serta hubungan antara remaja dan orang dewasa dalam konteks sosial yang lebih luas.
3. Mengenang Tragedi Mei 1998
Secara tersirat, Joko Anwar menyentuh luka lama terkait kerusuhan Mei 1998 yang meninggalkan trauma mendalam bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia. Hal ini tidak hanya tercermin dalam karakter-karakter yang ada, tetapi juga melalui frekuensi radio 98.05 FM yang diduga mengacu pada peristiwa kelam tersebut.
4. Tanggal 17 April: Benang Merah dengan "Pengabdi Setan"
Tanggal perilisan "Pengepungan di Bukit Duri", yaitu 17 April, ternyata memiliki keterkaitan dengan film "Pengabdi Setan". Film "Pengabdi Setan" pertama mengambil latar 17 April 1955. Selain itu, di lukisan dalam film "Pengabdi Setan 2" terdapat tanggal-tanggal penting seperti 17 April 1897, 17 April 1955, dan 17 April 1984.
5. Penantian Panjang untuk Sebuah Skenario
Joko Anwar mengungkapkan bahwa ia telah menulis naskah "Pengepungan di Bukit Duri" sejak tahun 2007. Namun, ia baru berani mengeksekusinya setelah 17 tahun lamanya. Joko Anwar merasa baru siap dan matang untuk menggarap film ini pada tahun 2024.