Indonesia Bentuk Badan Khusus Kelola ‘Harta Karun’ Logam Tanah Jarang

Pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis dengan membentuk Badan Industri Mineral yang bertugas mengelola mineral-mineral krusial, termasuk Logam Tanah Jarang (LTJ). Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, ditunjuk sebagai Kepala Badan ini melalui Keputusan Presiden Nomor 77P Tahun 2025.

Badan ini akan fokus pada pengelolaan mineral strategis yang vital bagi industri pertahanan dan keamanan nasional. LTJ dan mineral penting lainnya akan dikelola secara khusus untuk meningkatkan kedaulatan bangsa dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa pengelolaan LTJ tidak akan diserahkan kepada pihak umum. Negara akan memegang kendali penuh atas pengelolaan mineral ini, dengan tata kelola yang akan diatur lebih lanjut. Kementerian ESDM akan menyediakan bahan baku, sementara Badan Industri Mineral akan mengelola produk akhirnya.

LTJ merupakan kelompok 17 unsur kimia yang memiliki peran penting dalam berbagai industri, termasuk pertahanan. Beberapa unsur LTJ digunakan dalam pembuatan alutsista, seperti material Terfenol-D untuk peredam gelombang sonar dan Yttrium aluminium garnet (YAG) untuk material optik.

Indonesia memiliki potensi LTJ yang signifikan, tersebar di berbagai wilayah seperti Bangka Belitung, Kalimantan Barat, dan Sulawesi. Sumber LTJ berasal dari produk turunan pengolahan mineral seperti timah, emas, alumina, pasir zircon, hingga nikel.

Beberapa jenis mineral tanah jarang yang ditemukan di Indonesia antara lain:

  • Monasit dan Xenotime: Hasil ikutan dari pengolahan bijih timah, banyak ditemukan di Bangka Belitung.
  • Zirconium silicate: Hasil ikutan dari pengolahan bijih timah dan emas, serta di dalam pasir zircon, banyak ditemukan di Kalimantan.
  • Ferrotitanates: Residu hasil pengolahan bauksit menjadi alumina, terdapat di lumpur merah (red mud) di Kalimantan Barat.
  • Bijih nikel laterit: Hasil ikutan dari pengolahan bijih nikel laterit melalui proses HPAL, terdapat di tambang nikel (limonit) di Sulawesi.

Berikut adalah perkiraan sumber daya LTJ per daerah:

  • Kepulauan Riau: 2.268 ton
  • Kepulauan Bangka Belitung: 181.735 ton (Xenotime 20.734 ton logam dan Monasit 185.179 ton logam)
  • Kalimantan Barat: 1.175 ton

Pembentukan Badan Industri Mineral ini merupakan langkah maju dalam pengelolaan sumber daya mineral Indonesia. Diharapkan, dengan pengelolaan yang tepat, LTJ dapat memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan industri dan ekonomi nasional.

Scroll to Top