Jessica Tanoesoedibjo Ungkap Perjuangan Memberikan ASI untuk Sang Putri

Jakarta – Jessica Tanoesoedibjo berbagi kisah inspiratif tentang perjuangannya sebagai ibu menyusui putrinya, Julia Eden Sariaatmadja. Meskipun tidak berhasil memberikan ASI eksklusif selama enam bulan penuh, Jessica tetap bertekad memberikan yang terbaik bagi buah hatinya.

Perasaan Sedih di Awal Perjuangan

Jessica mengaku sempat merasa terpukul karena produksi ASI-nya tidak mencukupi. Ia terpaksa memberikan tambahan susu formula, sebuah kenyataan yang sulit diterimanya. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI, mulai dari mengonsumsi suplemen, makan daun katuk secara rutin, pijat laktasi, hingga mencoba berbagai jenis kue pelancar ASI dan power pumping.

"Aku sudah mencoba segalanya, tapi tetap saja tidak bisa memproduksi ASI yang cukup," ungkap Jessica.

Perasaan sedih dan kecewa sempat menghantuinya. Ia bahkan pernah menangis diam-diam karena merasa gagal sebagai ibu. Momen-momen seperti menumpahkan ASI di tengah malam setelah pumping menjadi tantangan emosional yang berat.

Momen Berharga di Tengah Perjuangan

Di tengah kesulitan, Jessica juga menyimpan momen-momen berharga. Ia merasa bangga ketika berhasil melewati satu hari penuh tanpa tambahan susu formula. Momen ketika berhasil memompa 120 ml ASI, meskipun terbilang sedikit bagi sebagian ibu, menjadi pencapaian yang membahagiakan baginya.

"Aku ingat betapa senangnya ketika mencatat hasil pumping terbanyakku, 120 ml," ujarnya.

Pengalaman Menyusui di Tempat Umum

Jessica juga menceritakan pengalamannya menyusui di berbagai tempat umum. Ia tak menyangka bisa menyusui di gereja, di pesawat selama 16 jam, bahkan di dalam lemari rumah mewah saat menghadiri pernikahan keluarga.

"Aku tidak pernah membayangkan bisa menyusui di tempat umum, tapi kamu membuatku berani," kata Jessica.

Meskipun sering merasa lelah dan sakit karena gigitan atau cakaran anak saat menyusu, Jessica tetap bertahan. Ia menyadari bahwa menyusui adalah hal yang paling menenangkan bagi putrinya.

"Kamu sangat menyukai ASI Mama, mungkin itu sebabnya aku tidak menyerah," tuturnya.

Saat sang putri sakit, lelah, mengantuk, atau tumbuh gigi, menyusu selalu menjadi solusi terbaik. Hal inilah yang memotivasinya untuk terus memberikan ASI, meskipun jumlahnya tidak banyak.

Bentuk Cinta dan Pengorbanan

Kini, di usia Julia Eden Sariaatmadja yang hampir 22 bulan, Jessica masih tetap menyusui. Ia menganggap momen itu sebagai bentuk cinta dan pengorbanan seorang ibu untuk anaknya.

Di akhir ceritanya, Jessica menyampaikan apresiasi untuk semua ibu yang rela memberikan diri demi anak-anaknya. Ia menekankan bahwa setiap perjuangan ibu, baik yang berhasil memberikan ASI eksklusif maupun yang tidak, tetaplah berharga.

"Aku tahu ASI-ku tidak banyak, tapi apa pun yang masih ada, akan tetap aku berikan. Selamat Hari ASI Sedunia untuk semua Mama di luar sana," pungkas Jessica.

Scroll to Top