Indonesia, dengan pertumbuhan pengguna internet yang pesat, sayangnya masih tertatih-tatih dalam hal kecepatan internet. Laporan terbaru menunjukkan bahwa kualitas jaringan internet kita masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
Kecepatan Internet Seluler: Jauh dari Harapan
Dalam kategori internet seluler, Indonesia menduduki peringkat ke-86 dari 104 negara. Kecepatan unduh rata-rata hanya mencapai 42,85 Mbps, sangat kontras dengan rata-rata global yang sudah menembus 90,13 Mbps. Di kawasan ASEAN, kita hanya sedikit lebih baik dari Laos. Berikut perbandingan kecepatan internet seluler di Asia Tenggara:
- Brunei Darussalam – 176,83 Mbps
- Singapura – 158,59 Mbps
- Vietnam – 151,69 Mbps
- Malaysia – 150,10 Mbps
- Thailand – 117,25 Mbps
- Filipina – 58,37 Mbps
- Kamboja – 53,15 Mbps
- Indonesia – 42,85 Mbps
- Laos – 42,39 Mbps
Fixed Broadband: Kondisi Lebih Memprihatinkan
Kondisi fixed broadband (internet kabel) bahkan lebih mengkhawatirkan. Indonesia berada di peringkat 118 dunia dengan kecepatan unduh rata-rata hanya 38,20 Mbps. Sementara itu, rata-rata global telah mencapai 103,39 Mbps. Singapura memimpin dengan kecepatan fantastis, mencapai 386,96 Mbps. Berikut adalah urutan kecepatan fixed broadband di Asia Tenggara:
- Singapura – 386,96 Mbps
- Thailand – 256,15 Mbps
- Vietnam – 250,45 Mbps
- Malaysia – 150,28 Mbps
- Filipina – 103,71 Mbps
- Brunei Darussalam – 81,22 Mbps
- Kamboja – 48,99 Mbps
- Laos – 46,17 Mbps
- Indonesia – 38,20 Mbps
- Myanmar – 25,45 Mbps
Akar Masalah: Mengapa Internet Indonesia Lambat?
Beberapa faktor krusial menyebabkan kondisi ini:
- Geografis yang Menantang: Bentang alam Indonesia yang terdiri dari pegunungan, perbukitan, dan sungai mempersulit pembangunan infrastruktur internet yang merata.
- Infrastruktur Belum Optimal: Dominasi jaringan berbasis radio rentan terhadap gangguan cuaca dan kepadatan pengguna.
- Jumlah Pengguna Tinggi: Lebih dari 175 juta pengguna internet, mayoritas mengakses melalui ponsel pintar, membebani jaringan.
- Kesenjangan Ekonomi: Sebagian besar masyarakat lebih memilih internet seluler karena lebih terjangkau dibandingkan fiber optic.
- Biaya Tinggi: Penyedia layanan internet harus menanggung biaya akses internasional yang mahal dan Biaya Hak Penggunaan Frekuensi (BHPF) yang besar.
Saatnya Berbenah
Meskipun jumlah pengguna internet terus bertambah, kualitas dan kecepatan jaringan internet di Indonesia masih jauh dari ideal. Tantangan geografis, infrastruktur yang kurang memadai, jumlah pengguna yang besar, dan biaya operasional yang tinggi menjadi penghalang utama. Jika masalah ini tidak segera ditangani, kesenjangan digital antara Indonesia dan negara-negara tetangga akan semakin lebar.