Wabah campak tengah melanda Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, telah menyampaikan keprihatinannya kepada Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dan mendesak penanganan segera. Dasco menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan untuk menghindari penyebaran yang lebih luas.
"Saya sudah menghubungi Menteri Kesehatan dan meminta langkah preventif segera diambil agar masalah ini cepat teratasi," ujar Dasco di kompleks parlemen.
Data terkini menunjukkan adanya 2.035 kasus suspek campak di Sumenep, dengan 17 kasus berujung pada kematian. Pemerintah Provinsi Jawa Timur, di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa, telah menginstruksikan pelaksanaan imunisasi campak rubela (MR) secara massal sebagai respons terhadap kejadian luar biasa (KLB) ini.
Khofifah menyatakan, "Imunisasi serentak telah dimulai di Sumenep dengan dukungan vaksin dari Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Provinsi."
Campak, penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus Morbilivirus, menyebar melalui udara saat individu terinfeksi batuk atau bersin. Gejala awal menyerupai flu, namun ditandai dengan ruam merah yang muncul pertama kali di wajah sebelum menyebar ke seluruh tubuh. Penyakit ini rentan menyerang anak-anak, serta orang dewasa yang belum divaksinasi.
Dokter spesialis anak RSUD Muh Anwar Sumenep, Anita, menjelaskan bahwa peningkatan kasus campak di wilayah tersebut disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan melalui vaksinasi. Ia menekankan bahwa vaksinasi campak dasar dan booster adalah satu-satunya cara efektif untuk mencegah penyakit ini.
Saat ini, RS Muh. Anwar Sumenep merawat enam belas pasien anak penderita campak, dengan kondisi yang stabil. Beberapa pasien bahkan diperkirakan akan segera dipulangkan.