Nafa Urbach: Dari Bintang Pop ke Anggota DPR yang Kontroversial

Nama Nafa Urbach kembali menjadi pusat perhatian. Bukan hanya karena kariernya yang panjang di dunia hiburan, tapi juga perannya sebagai politisi Partai NasDem yang kini duduk di kursi DPR RI periode 2024-2029.

Baru-baru ini, Nafa Urbach menuai kritik tajam karena komentarnya mengenai tunjangan rumah anggota DPR sebesar Rp 50 juta per bulan. Ungkapannya tentang kemacetan dan jarak rumah di Bintaro ke Senayan dianggap tidak relevan dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat biasa.

Menanggapi hal tersebut, Nafa Urbach menyampaikan komitmennya melalui akun Instagram. Ia berjanji akan mengalokasikan seluruh gaji dan tunjangannya kepada masyarakat di daerah pemilihannya (dapil), khususnya para guru yang telah berjasa mendidik generasi penerus bangsa. Langkah ini dianggap sebagai cara Nafa untuk menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya. Ia bahkan berjanji akan menyalurkan seluruh gaji dan tunjangannya kembali ke masyarakat dapilnya (Magelang, Temanggung, Wonosobo, Purworejo) hingga tahun 2029.

Profil Singkat Nafa Urbach

Nafa Urbach lahir di Magelang, 15 Juni 1980. Ia adalah keturunan Jerman, Belanda, dan Jawa. Sejak remaja, ia sudah tertarik dengan dunia musik.

Era 90-an menjadi masa keemasannya. Setelah kepergian Nike Ardilla, Nafa Urbach hadir dengan gaya yang mirip dan digadang-gadang sebagai penerusnya. Lagu-lagunya seperti "Bagai Lilin Kecil" (1995) dan "Tiada Dusta di Hatiku" (1999) menjadi sangat populer pada masanya. Komposer legendaris Deddy Dores pun turut mendukung kariernya.

Karier Akting Nafa Urbach

Selain bernyanyi, Nafa juga membintangi sejumlah sinetron populer seperti "Si Manis Jembatan Ancol" (1996) dan "Bidadari yang Terluka" (1997). Ia juga tampil di layar lebar dalam film "Kembang Kantil" (2018) dan "Kuntilanak 3" (2022). Belakangan, ia lebih sering berkiprah di balik layar sebagai produser, dan filmnya "Air Mata di Ujung Sajadah" (2023) meraih kesuksesan besar di bioskop.

Perjalanan Politik Nafa Urbach

Nafa Urbach terjun ke dunia politik sejak tahun 2019, namun gagal menjadi calon legislatif pada saat itu. Baru pada Pemilu 2024, ia berhasil melenggang ke Senayan dengan meraih 67.652 suara dari Dapil Jateng VI melalui Partai NasDem.

Saat ini, ia bertugas di Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan, ketenagakerjaan, BPJS, BPOM, hingga migrasi tenaga kerja.

Kontroversi yang Menyeret Nafa Urbach

Nama Nafa Urbach tidak lepas dari sorotan. Pada tahun 2023, ia sempat berurusan dengan polisi karena membawa obat keras di sebuah kafe di Senopati. Namun, hasil tes urine menunjukkan hasil negatif, dan ia membuktikan bahwa obat tersebut memang resep dari dokter.

Kali ini, komentarnya tentang kemacetan dan tunjangan rumah memicu kemarahan publik, yang kemudian mendorongnya untuk berjanji menyumbangkan seluruh gaji dan tunjangannya kepada masyarakat.

Kekayaan Nafa Urbach

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), kekayaan Nafa Urbach mencapai Rp20,2 miliar. Rinciannya meliputi:

  • Tanah dan Bangunan: Rp1.550.000.000
  • Alat Transportasi dan Mesin: Rp1.150.000.000
  • Harta Bergerak Lainnya: Rp13.500.000.000
  • Surat Berharga: Rp300.000.000
  • Kas dan Setara Kas: Rp3.701.480.026
  • Harta Lainnya: Rp 0
  • Utang: Rp 0

Kini, ia berjanji seluruh gaji dan tunjangannya akan diprioritaskan untuk guru dan masyarakat di daerah pemilihannya.

"Saya juga membuka ruang bagi masyarakat untuk memberikan masukan: apakah hanya guru, ataukah ada kelompok lain yang juga perlu kita bantu bersama. Semua proses ini dilakukan secara terbuka dan transparan," tulisnya.

Transformasi dari Bintang Pop Menjadi Politisi

Perjalanan Nafa Urbach bisa dibilang penuh liku: dari idola remaja 90-an, bintang sinetron, produser film, hingga politisi DPR RI. Kini, ia berusaha membuktikan bahwa kursi dewan bukan sekadar panggung baru, melainkan wadah untuk benar-benar mengabdi kepada rakyat.

"Saya paham banyak masyarakat yang berharap gaji dan tunjangan DPR diturunkan, tapi karena itu keputusan bersama di DPR, saya memilih cara yang bisa langsung saya lakukan sendiri terlebih dahulu dengan mengembalikan seluruh gaji dan tunjangan saya ke masyarakat di dapil sampai 2029," tegasnya.

Scroll to Top